Mesin Pengupas Kedelai dari Jawa: Tantangan Pengusaha Tempe di Kalimantan - LP2M IAIN PONTIANAK

Mesin Pengupas Kedelai dari Jawa: Tantangan Pengusaha Tempe di Kalimantan

Mesin Pengupas Kedelai dari Jawa: Tantangan Pengusaha Tempe di Kalimantan

 


Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) Rabu, 21 Agustus 2024 – Dalam kunjungan mahasiswa KKL Kelompok 49 ke produksi tempe milik Pak Musipan, terungkap fakta menarik bahwa mesin pengupas kedelai yang digunakan dalam produksi tersebut dibeli dari luar Pulau Kalimantan, tepatnya dari Pulau Jawa. Hal ini disebabkan karena tidak adanya produksi mesin serupa di Kalimantan, sehingga pengusaha seperti  Musipan harus mendatangkannya dari luar daerah.

Mesin pengupas kedelai ini merupakan salah satu alat penting dalam proses produksi tempe, yang berfungsi untuk memisahkan kulit kedelai dari bijinya sebelum masuk ke tahap fermentasi. "Mesin ini sangat membantu mempercepat proses produksi dan memastikan kedelai yang digunakan benar-benar bersih dari kulitnya," jelas Musipan sambil menunjukkan mesin yang dibelinya.

Musipan bercerita bahwa mesin tersebut dibeli melalui seorang perantara di Jawa dan harus dikirim ke Kalimantan dengan biaya yang cukup tinggi. Meskipun begitu, beliau merasa investasi ini sangat penting untuk meningkatkan efisiensi produksi tempe di usahanya. "Meskipun biaya pengiriman cukup mahal, tetapi mesin ini sangat membantu dalam mempercepat proses produksi dan meningkatkan kualitas tempe," tambahnya.

Mahasiswa KKL yang hadir melihat langsung bagaimana mesin ini bekerja. Mereka terkesan dengan teknologi sederhana namun efektif yang digunakan oleh Musipan. "Kami jadi lebih paham tentang tantangan yang dihadapi oleh pengusaha kecil di daerah seperti Musipan, terutama dalam mendapatkan peralatan produksi yang tidak tersedia di wilayah setempat," ujar Devi, salah satu mahasiswa KKL.

Kisah Musipan ini memberikan pelajaran berharga bagi para mahasiswa tentang pentingnya inovasi dan ketekunan dalam menjalankan usaha mikro. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan akses terhadap teknologi, Musipan tetap berusaha untuk mengembangkan usahanya dengan cara-cara yang kreatif. "Semoga ke depan, lebih banyak lagi pengusaha lokal yang mendapatkan akses lebih mudah terhadap teknologi produksi," harap Musipan.

Penulis : Siti Farida



EmoticonEmoticon

Ad Placement

Formulir Kontak