LP2M IAIN PONTIANAK
Potrek Terakhir Mahasiswa KKL IAIN Pontianak dengan Peserta Mahir Komputer Desa Sayang Sedayu

Potrek Terakhir Mahasiswa KKL IAIN Pontianak dengan Peserta Mahir Komputer Desa Sayang Sedayu


 Sayang Sedayu (lp2m.iainptk.ac.id) - Pada tanggal 28 Agustus 2024, mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak mengadakan potrek terakhir di Desa Sayang Sedayu, Kalimantan Barat. Kegiatan ini menandai akhir dari program KKL yang telah berlangsung selama dua bulan. Potrek ini bertujuan untuk memfasilitasi pelatihan komputer bagi masyarakat setempat yang bertajuk "Mahir Komputer Desa Sayang Sedayu."

Selama periode KKL, mahasiswa IAIN Pontianak berfokus pada pemberdayaan teknologi di desa tersebut. Dalam pelatihan ini, peserta mendapatkan pengetahuan dasar dan lanjutan mengenai penggunaan perangkat lunak komputer, pemrograman sederhana, serta navigasi internet. Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan digital masyarakat desa, sehingga mereka dapat memanfaatkan teknologi dalam kehidupan sehari-hari dan usaha kecil mereka.

Kegiatan potrek terakhir ini termasuk sesi penutup di mana peserta mempresentasikan hasil belajar mereka dan memberikan umpan balik tentang program yang telah dilaksanakan. Mahasiswa KKL juga memberikan sertifikat penghargaan kepada peserta sebagai bentuk apresiasi atas usaha dan dedikasi mereka dalam mengikuti pelatihan. 

Selama kegiatan, mahasiswa KKL menunjukkan keterampilan komunikasi dan pendidikan yang memadai, serta mengembangkan hubungan positif dengan warga desa. Program ini diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan dalam meningkatkan kapasitas teknologi informasi di Desa Sayang Sedayu dan membangun fondasi yang kuat untuk pelatihan lanjutan di masa depan. 

Secara keseluruhan, potrek terakhir ini merupakan kesimpulan dari upaya bersama untuk memberdayakan masyarakat desa melalui teknologi, dengan harapan bahwa pengetahuan yang diperoleh dapat menjadi bekal berharga untuk kemajuan desa ke depannya.

Penulis : Indra Fitri


Asiknya Kebersamaan Mahasiswa KKL IAIN Pontianak di SD 29 Sedayu

Asiknya Kebersamaan Mahasiswa KKL IAIN Pontianak di SD 29 Sedayu


 Sayang Sedayu (lp2m.iainptk.ac.id) - Kehadiran mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak di SD 29 Sedayu membawa semangat baru dalam upaya menjaga kesehatan gigi anak-anak di sekolah tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan memberikan edukasi serta motivasi kepada siswa mengenai pentingnya perawatan gigi yang benar.

Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa KKL berkolaborasi dengan guru-guru di SD 29 Sedayu untuk mengorganisir berbagai aktivitas interaktif. Salah satu aktivitas utama adalah penyuluhan tentang teknik sikat gigi yang benar. Melalui demonstrasi langsung, mahasiswa menjelaskan langkah-langkah penting dalam menyikat gigi, termasuk durasi yang disarankan dan cara menjangkau bagian-bagian gigi yang sulit dijangkau.

Selain itu, mahasiswa juga memperkenalkan berbagai jenis produk perawatan gigi, seperti pasta gigi dan sikat gigi yang sesuai dengan usia anak. Mereka menjelaskan fungsi masing-masing produk dan memberikan tips memilih produk yang aman dan efektif.

Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada edukasi, tetapi juga mengadakan sesi tanya jawab yang memungkinkan siswa bertanya langsung tentang masalah gigi yang mereka hadapi. Mahasiswa dengan sabar menjawab berbagai pertanyaan dan memberikan solusi praktis yang bisa diterapkan sehari-hari.

Untuk menambah keceriaan, diadakan juga lomba sikat gigi dengan hadiah menarik. Lomba ini bertujuan untuk memotivasi anak-anak agar lebih bersemangat menjaga kebersihan gigi mereka. Melalui pendekatan yang menyenangkan ini, mahasiswa berharap anak-anak tidak hanya mendapatkan informasi yang berguna tetapi juga merasa termotivasi untuk menjaga kesehatan gigi mereka.

Kegiatan ini diakhiri dengan pembagian paket kesehatan gigi yang berisi sikat gigi dan pasta gigi. Melihat antusiasme siswa dan dampak positif yang dihasilkan, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi inisiatif serupa di masa depan, memperkuat kesadaran akan pentingnya perawatan gigi sejak dini.

Penulis : Indra Fitri


Mahasiswa KKL Desa Puguk Mengajar di Yayasan Al Falah, Semangat Belajar Siswa Tak Luntur Meski Fasilitas Terbatas

Mahasiswa KKL Desa Puguk Mengajar di Yayasan Al Falah, Semangat Belajar Siswa Tak Luntur Meski Fasilitas Terbatas

 


Desa Puguk (lp2m.iainptk.ac.id) 22 Agustus – Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak terus memberikan kontribusi positif di Desa Puguk, kali ini dengan mengajar di Yayasan Al Falah. Meskipun fasilitas yang tersedia di yayasan ini terbatas, semangat belajar para siswa tetap tinggi, berkat motivasi dan bimbingan dari para mahasiswa.

Yayasan Al Falah, yang menjadi tempat pendidikan agama dan akademik bagi anak-anak Desa Puguk, memiliki fasilitas yang minim. Namun, hal ini tidak mengurangi antusiasme para siswa untuk belajar. Para mahasiswa KKL yang ditugaskan di yayasan ini memberikan materi pelajaran dengan metode yang kreatif, mengatasi keterbatasan fasilitas dengan semangat dan dedikasi tinggi.

Salah seorang mahasiswa KKL Hafidz Armianysah mengungkapkan bahwa meskipun tantangan yang dihadapi cukup besar, mereka merasa terinspirasi oleh semangat para siswa yang tidak pernah surut. "Keterbatasan fasilitas bukanlah penghalang untuk meraih ilmu. Kami bangga bisa menjadi bagian dari proses belajar mereka," ujarnya.

Kepala Yayasan Al Falah juga mengapresiasi kehadiran mahasiswa KKL yang telah membantu mengajar dan memotivasi para siswa. "Dengan semangat mereka, anak-anak kami menjadi lebih termotivasi untuk belajar. Kami sangat bersyukur atas bantuan dan dedikasi para mahasiswa," tuturnya.

Kegiatan mengajar ini diharapkan tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga mampu menanamkan semangat belajar yang kuat di kalangan siswa Yayasan Al Falah, meskipun dengan segala keterbatasan yang ada. Mahasiswa KKL berkomitmen untuk terus mendukung proses pendidikan di desa ini selama masa pengabdian mereka

Penulis : Rahmah Safitri


Kenali Tradisi Lokal, Mahasiswa KKL Desa Puguk Belajar Proses Pembuatan Kopi

Kenali Tradisi Lokal, Mahasiswa KKL Desa Puguk Belajar Proses Pembuatan Kopi


Desa Puguk (lp2m.iainptk.ac.id) - 23 Agustus 2024 Dalam rangka memperdalam pengetahuan tentang budaya dan tradisi lokal, mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak belajar langsung tentang proses pembuatan kopi yang menjadi salah satu komoditas penting di Desa Puguk. Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa, tetapi juga mendekatkan mereka dengan kehidupan sehari-hari masyarakat desa.

Proses pembelajaran dimulai dari pemetikan biji kopi yang dilakukan dengan tangan di kebun milik salah satu petani setempat. Para mahasiswa diperkenalkan pada cara memilih biji kopi yang sudah matang dan siap dipanen. Setelah itu, mereka diajak ke tahap selanjutnya, yakni pengeringan biji kopi di bawah sinar matahari, proses yang memerlukan ketelitian dan kesabaran.

Pak livi selaku mentor dalam proses pembuatan kopi dalam kegiatan ini menjelaskan bahwa kualitas kopi sangat dipengaruhi oleh cara pengolahan yang teliti dan sabar. "Proses ini membutuhkan ketelitian pada setiap tahapnya, mulai dari pemetikan hingga penggilingan," ujarnya.

Para mahasiswa juga diberi kesempatan untuk melihat proses penyangraian biji kopi, yang merupakan tahap penting dalam menentukan cita rasa akhir kopi. Meskipun proses ini dilakukan dengan alat sederhana, hasil akhirnya tetap memiliki cita rasa yang khas dan autentik, mencerminkan karakter kopi Puguk.

Salah satu mahasiswa KKL menyatakan bahwa pengalaman ini sangat berharga karena memberikan wawasan langsung tentang industri kopi yang menjadi mata pencaharian banyak warga desa. "Kami belajar tidak hanya tentang proses teknis, tetapi juga tentang dedikasi dan kerja keras yang diperlukan untuk menghasilkan secangkir kopi," ungkapnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menambah pemahaman mahasiswa tentang nilai-nilai kerja keras dan kearifan lokal, serta memperkuat hubungan antara mereka dan masyarakat Desa Puguk selama masa pengabdian mereka.

Penulis : Rahmah Safitri


Mahasiswa KKL Desa Puguk Berikan Sertifikat Setelah Masa Pengabdian di Sekolah Al Azhar

Mahasiswa KKL Desa Puguk Berikan Sertifikat Setelah Masa Pengabdian di Sekolah Al Azhar


 Desa Puguk (lp2m.iainptk.ac.id) - 23 Agustus Setelah menjalani masa pengabdian selama dua minggu, mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak resmi menyelesaikan tugas mereka di Sekolah Al Azhar, Desa Puguk. Sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh pihak sekolah selama kegiatan KKL, para mahasiswa menyerahkan sertifikat penghargaan kepada pihak sekolah.

Selama masa pengabdian, mahasiswa KKL terlibat dalam berbagai kegiatan pendidikan, mulai dari mengajar di kelas, memberikan bimbingan belajar, hingga mengadakan acara berbagi pengalaman . Kehadiran mereka tidak hanya memberikan dampak positif pada proses belajar mengajar, tetapi juga menambah semangat dan motivasi para siswa untuk lebih giat belajar.

Penyerahan sertifikat dilakukan dalam sebuah acara sederhana di dalam ruangan, dihadiri oleh kepala sekolah, para guru, serta siswa. Kepala Sekolah Al Azhar, menyampaikan rasa terima kasih kepada mahasiswa KKL atas dedikasi dan kontribusi mereka. "Kami sangat menghargai upaya dan kerja keras yang telah diberikan oleh para mahasiswa. Kehadiran mereka telah memberikan warna baru dalam proses pendidikan di sekolah ini," ujarnya.

Salah seorang mahasiswa KKL, Putri Amali yang bertugas di Sekolah Al Azhar mengungkapkan bahwa pengalaman mengajar di sekolah ini sangat berharga dan memberikan banyak pelajaran. "Kami belajar banyak dari para siswa dan guru di sini. Semoga ilmu yang kami bagikan bermanfaat, dan sertifikat ini menjadi simbol persahabatan dan penghargaan kami kepada Sekolah Al Azhar," katanya.

Dengan selesainya masa pengabdian ini, para mahasiswa KKL berharap hubungan baik yang telah terjalin dengan Sekolah Al Azhar dan masyarakat Desa Puguk dapat terus terjaga, serta memberikan manfaat jangka panjang bagi pendidikan di desa tersebut.


Penulis : Rahmah Safitri


Mahasiswa KKL Puguk Meranti Bersilahturahmi dengan Warga, Diskusikan Pekerjaan dan Potensi Tanaman Herbal

Mahasiswa KKL Puguk Meranti Bersilahturahmi dengan Warga, Diskusikan Pekerjaan dan Potensi Tanaman Herbal

 


Puguk Meranti (lp2m.iainptk.ac.id) 21 Agustus 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak yang sedang bertugas di Puguk Meranti mengadakan kegiatan silahturahmi dengan warga sekitar, membahas berbagai pekerjaan dan aktivitas ekonomi yang menjadi andalan masyarakat desa. Kegiatan ini merupakan bagian dari program KKL yang bertujuan untuk mendalami kehidupan sehari-hari warga serta memahami lebih lanjut tentang potensi ekonomi lokal di Desa Puguk Dusun Meranti.

Dalam suasana pertemuan yang hangat dan penuh keakraban, warga desa berbagi tentang pekerjaan yang mereka geluti, dengan mayoritas penduduk bekerja di sektor perkebunan, terutama di kebun sawit dan karet. Selain itu, pekerjaan di kapal juga menjadi mata pencaharian penting bagi beberapa warga, yang membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Namun, salah satu tren yang menarik perhatian adalah peralihan beberapa warga untuk mencari tanaman herbal yang diyakini memiliki khasiat obat. Tanaman-tanaman ini kini menjadi komoditas yang diminati karena nilai ekonomisnya yang tinggi dan permintaan yang terus meningkat di pasar. Mahasiswa KKL dan warga berdiskusi mengenai potensi serta tantangan dari aktivitas ini, termasuk peluang pengembangan usaha berbasis tanaman herbal di desa.

Nuraini, salah seorang warga, berbagi pengalamannya, "Orang-orang pada ke hutan cari itu, kalau dijual sekitar Rp75.000 per kilogram. Lumayan kalau bisa dapat lebih dari 1 kilogram," ujarnya, menekankan potensi ekonomi dari aktivitas pencarian tanaman herbal.

Kegiatan silahturahmi ini tidak hanya mempererat hubungan antara mahasiswa dan warga, tetapi juga memberikan wawasan lebih dalam mengenai dinamika ekonomi lokal. Diskusi ini membantu mahasiswa KKL memahami lebih baik kebutuhan dan potensi Desa Puguk Meranti, serta memikirkan langkah-langkah yang bisa diambil untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan usaha mereka di masa depan.

Penulis : Rahmah Safitri


Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Pamit dari Sekolah Nurul Mukhlisin, Sampaikan Terima Kasih dan Harapan

Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Pamit dari Sekolah Nurul Mukhlisin, Sampaikan Terima Kasih dan Harapan

 


Desa Puguk (lp2m.iainptk.ac.id) - 28 Agustus Setelah menyelesaikan masa pengabdian mereka, mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak secara resmi berpamitan kepada seluruh jajaran Sekolah Nurul Mukhlisin, Desa Puguk. Dalam momen perpisahan yang penuh haru ini, para mahasiswa menyampaikan rasa terima kasih kepada abang dan kakak mahasiswa KKL yang pernah mengajar.

Selama masa pengabdian di Sekolah Nurul Mukhlisin, mahasiswa KKL berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, memberikan bimbingan kepada para siswa, serta membantu ekstrakulikuker. Kehadiran mereka memberikan dampak positif terhadap semangat belajar siswa dan memperkaya proses pendidikan di sekolah tersebut.

Dalam acara perpisahan yang digelar di aula sekolah, Kepala Sekolah Nurul Mukhlisin menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kontribusi para mahasiswa. "Kami sangat berterima kasih atas dedikasi dan kerja keras yang telah diberikan. Kehadiran mahasiswa KKL tidak hanya membantu kami, tetapi juga memberikan inspirasi bagi para siswa," ujarnya.

Salah satu perwakilan mahasiswa KKL, Putri Ariani juga menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak sekolah atas sambutan dan dukungan yang diberikan selama masa pengabdian. "Kami merasa sangat diterima dan senang bisa berkontribusi di Sekolah Nurul Mukhlisin. Semoga ilmu yang telah kami bagikan bisa bermanfaat, dan hubungan baik ini terus terjalin," ungkapnya.

Momen perpisahan ini ditutup dengan doa bersama dan pemberian cenderamata dari para mahasiswa KKL kepada pihak sekolah sebagai kenang-kenangan. Para mahasiswa berharap, meskipun masa pengabdian mereka telah selesai, semangat belajar dan persahabatan yang telah terjalin tetap hidup di hati para siswa dan guru di Sekolah Nurul Mukhlisin.

Penulis : Rahmah Safitri


Mahasiswi KKL IAIN Pontianak Gelar Pertandingan Voli Bersama Ibu-Ibu Dusun Meranti

Mahasiswi KKL IAIN Pontianak Gelar Pertandingan Voli Bersama Ibu-Ibu Dusun Meranti

 


Desa Puguk (lp2m.iainptk.ac.id) 22 Agustus 2024 – Dalam rangka mempererat hubungan dengan warga desa, mahasiswi Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengadakan pertandingan voli yang seru dan penuh semangat di Dusun Meranti, Desa Puguk. Pertandingan ini menjadi salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat setempat melalui aktivitas yang menyenangkan dan membangun kebersamaan.

Pertandingan berlangsung dengan antusiasme tinggi dari para pemain maupun penonton. Kedua tim, baik mahasiswi KKL maupun ibu-ibu Dusun Meranti, menunjukkan semangat yang luar biasa, beradu kemampuan dalam suasana yang penuh keakraban. Tim mahasiswi KKL bermain dengan penuh energi, sementara tim ibu-ibu Dusun Meranti tampil tidak kalah tangguh, memperlihatkan kemampuan yang mumpuni dalam bermain voli.

Salah seorang mahasiswi KKL, Dayang Damayanthi, mengungkapkan kegembiraannya bisa berpartisipasi dalam kegiatan ini. "Ini bukan sekadar pertandingan, tapi juga momen untuk lebih mengenal dan menjalin persahabatan dengan warga desa," ujarnya.

Livi, selaku ketua panitia yang hadir menyaksikan pertandingan tersebut, mengapresiasi inisiatif para mahasiswi dan ibu-ibu desa. "Kegiatan seperti ini sangat baik untuk mempererat hubungan antara mahasiswa dengan warga, sekaligus memberikan hiburan yang menyenangkan bagi kita semua," tuturnya.

Meskipun pertandingan berlangsung sengit, suasana tetap penuh canda tawa. Pada akhirnya, kegiatan ini sukses membawa keceriaan dan mempererat persaudaraan antara mahasiswi KKL dan warga Desa Puguk. Setelah pertandingan, kedua tim bersama warga lainnya melakukan sesi foto bersama, mengabadikan momen kebersamaan yang tak terlupakan.

Penulis : Rahmah Safitri


Mahasiswa KKL Bergabung dalam Pertandingan Bola dengan Warga Setempat

Mahasiswa KKL Bergabung dalam Pertandingan Bola dengan Warga Setempat

 


Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) - Pada Selasa sore, 21 Agustus 2024, mahasiswa KKL di Desa Merarai Satu berkesempatan untuk bergabung dalam pertandingan bola dengan warga setempat. Kegiatan ini diadakan di lapangan desa dan bertujuan untuk mempererat hubungan sosial antara mahasiswa dan komunitas lokal melalui olahraga yang menyenangkan.

Pertandingan dimulai sekitar pukul 16.00 WIB dan melibatkan tim mahasiswa KKL serta tim yang terdiri dari warga desa. Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, yang turut menyemangati kedua tim. 

Yusril, salah satu mahasiswa KKL, menyatakan, "Pertandingan ini sangat seru dan kami merasa lebih dekat dengan warga setelah bermain bersama mereka. Ini adalah pengalaman yang menyenangkan dan memperkuat ikatan kami dengan komunitas di sini." Suasana di lapangan penuh dengan semangat persaingan yang sehat dan kebersamaan, yang memperlihatkan betapa olahraga dapat menjadi jembatan untuk membangun hubungan sosial yang lebih baik.

Pertandingan ini diakhiri dengan pertandingan persahabatan dan makan bersama, di mana mahasiswa dan warga desa berbagi cerita dan pengalaman. Kegiatan ini membuktikan bahwa interaksi yang sederhana seperti bermain bola dapat menciptakan kenangan yang berarti dan mempererat hubungan antar individu dari latar belakang yang berbeda.

Penulis : Siti Farida


Jeruk Bali Merah dari Warga Setempat Dinikmati di Posko KKL

Jeruk Bali Merah dari Warga Setempat Dinikmati di Posko KKL

 


Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) - Pada Senin malam, 21 Agustus 2024, suasana posko KKL di Desa Merarai Satu menjadi lebih ceria dengan kehadiran jeruk bali merah sebagai hadiah istimewa dari warga setempat. Jeruk bali merah ini diserahkan langsung oleh RT setempat sebagai bentuk apresiasi dan keramahan terhadap mahasiswa KKL yang telah berkontribusi aktif dalam berbagai kegiatan di desa.

Warga setempat, yang dikenal dengan sifat ramah dan hangat, menyampaikan bahwa jeruk bali merah merupakan salah satu hasil pertanian unggulan mereka. "Kami ingin menunjukkan penghargaan kami kepada mahasiswa KKL dengan memberikan jeruk bali merah yang segar ini. Semoga ini bisa menjadi kenang-kenangan manis selama mereka berada di sini," kata Suparno, Ketua RT 12.

Mahasiswa KKL menerima buah tersebut dengan penuh rasa syukur dan menikmatinya bersama di posko. Adi, salah satu mahasiswa, mengungkapkan, "Jeruk bali merah ini sangat segar dan manis. Kami sangat menghargai perhatian warga. Ini adalah salah satu cara indah untuk merasakan keramahan dan kehangatan komunitas lokal."

Acara ini tidak hanya memberikan kesegaran fisik tetapi juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan warga setempat. Momen berbagi ini semakin memperdalam ikatan antara mahasiswa dan komunitas, serta memperlihatkan betapa pentingnya saling menghargai dan bekerja sama dalam membangun hubungan yang harmonis.

Penulis : Siti Farida


Kesenian Tradisional Campur Sari di Desa Merarai Satu

Kesenian Tradisional Campur Sari di Desa Merarai Satu


 Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) - Pada Sabtu malam, 21 Agustus 2024, Desa Merarai Satu menyelenggarakan pertunjukan kesenian tradisional campur sari yang memukau warga setempat serta mahasiswa KKL. Acara ini berlangsung di lapangan desa dan menampilkan kelompok seni lokal, Kembang Joyo, yang telah dikenal luas akan keahlian mereka dalam menyajikan campur sari, sebuah bentuk seni tradisional yang menggabungkan musik dan tari.

Pertunjukan dimulai pada pukul 19.00 WIB dengan sambutan dari Kepala Desa Merarai Satu, yang mengungkapkan kebanggaan atas pelestarian budaya lokal. "Kami sangat bangga dengan penampilan malam ini. Campur sari adalah bagian dari identitas kami dan kami ingin generasi muda, termasuk mahasiswa KKL, mengenal dan menghargai seni ini," ujar Kepala Desa.

Mahasiswa KKL juga tampak antusias menyaksikan pertunjukan. Mitha, salah satu mahasiswa, mengatakan, "Kami sangat senang bisa menyaksikan pertunjukan campur sari ini. Ini adalah kesempatan langka untuk melihat langsung keindahan seni tradisional yang menjadi bagian dari budaya masyarakat di sini." Selama pertunjukan, suasana lapangan dipenuhi dengan sorakan dan tepuk tangan, mencerminkan betapa dinamis dan meriahnya acara tersebut.

Selain menikmati penampilan, mahasiswa KKL turut berpartisipasi dalam diskusi singkat tentang sejarah dan makna campur sari setelah pertunjukan. Acara ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sebagai sarana edukasi budaya bagi semua yang hadir. Warga dan mahasiswa KKL sama-sama merasa terhubung dan lebih memahami kekayaan budaya lokal melalui pengalaman ini.

Penulis : Siti Farida


Mesin Pengupas Kedelai dari Jawa: Tantangan Pengusaha Tempe di Kalimantan

Mesin Pengupas Kedelai dari Jawa: Tantangan Pengusaha Tempe di Kalimantan

 


Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) Rabu, 21 Agustus 2024 – Dalam kunjungan mahasiswa KKL Kelompok 49 ke produksi tempe milik Pak Musipan, terungkap fakta menarik bahwa mesin pengupas kedelai yang digunakan dalam produksi tersebut dibeli dari luar Pulau Kalimantan, tepatnya dari Pulau Jawa. Hal ini disebabkan karena tidak adanya produksi mesin serupa di Kalimantan, sehingga pengusaha seperti  Musipan harus mendatangkannya dari luar daerah.

Mesin pengupas kedelai ini merupakan salah satu alat penting dalam proses produksi tempe, yang berfungsi untuk memisahkan kulit kedelai dari bijinya sebelum masuk ke tahap fermentasi. "Mesin ini sangat membantu mempercepat proses produksi dan memastikan kedelai yang digunakan benar-benar bersih dari kulitnya," jelas Musipan sambil menunjukkan mesin yang dibelinya.

Musipan bercerita bahwa mesin tersebut dibeli melalui seorang perantara di Jawa dan harus dikirim ke Kalimantan dengan biaya yang cukup tinggi. Meskipun begitu, beliau merasa investasi ini sangat penting untuk meningkatkan efisiensi produksi tempe di usahanya. "Meskipun biaya pengiriman cukup mahal, tetapi mesin ini sangat membantu dalam mempercepat proses produksi dan meningkatkan kualitas tempe," tambahnya.

Mahasiswa KKL yang hadir melihat langsung bagaimana mesin ini bekerja. Mereka terkesan dengan teknologi sederhana namun efektif yang digunakan oleh Musipan. "Kami jadi lebih paham tentang tantangan yang dihadapi oleh pengusaha kecil di daerah seperti Musipan, terutama dalam mendapatkan peralatan produksi yang tidak tersedia di wilayah setempat," ujar Devi, salah satu mahasiswa KKL.

Kisah Musipan ini memberikan pelajaran berharga bagi para mahasiswa tentang pentingnya inovasi dan ketekunan dalam menjalankan usaha mikro. Meskipun menghadapi berbagai tantangan, termasuk keterbatasan akses terhadap teknologi, Musipan tetap berusaha untuk mengembangkan usahanya dengan cara-cara yang kreatif. "Semoga ke depan, lebih banyak lagi pengusaha lokal yang mendapatkan akses lebih mudah terhadap teknologi produksi," harap Musipan.

Penulis : Siti Farida


Menilik Produksi Tempe Kedelai: Mahasiswa KKL 49 Belajar dari Warga Lokal

Menilik Produksi Tempe Kedelai: Mahasiswa KKL 49 Belajar dari Warga Lokal

 


Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) Rabu, 21 Agustus 2024 – Dalam rangka memahami lebih dalam potensi usaha lokal, mahasiswa KKL Kelompok 49 mengunjungi produksi tempe kedelai milik Pak Musipan, salah satu warga Desa Merarai Satu. Kunjungan ini menjadi salah satu agenda penting dalam program KKL, yang bertujuan untuk mempelajari berbagai jenis usaha mikro yang ada di desa.

Musipan, yang telah menekuni usaha produksi tempe selama lebih dari 13 tahun, dengan senang hati menerima kedatangan para mahasiswa. Beliau menjelaskan secara detail proses pembuatan tempe, mulai dari pemilihan kedelai, proses perendaman, pengupasan, hingga fermentasi. "Kunci dari tempe yang berkualitas adalah pemilihan kedelai yang baik dan proses fermentasi yang tepat," ujar Musipan sambil menunjukkan hasil produksi tempenya.

Para mahasiswa terlihat sangat antusias mendengarkan penjelasan dan melihat langsung proses produksi tempe. Mereka juga diberi kesempatan untuk mencoba beberapa tahapan produksi, seperti pengupasan kedelai dan pengemasan tempe. "Ini pengalaman yang sangat berharga bagi kami. Ternyata membuat tempe itu tidak mudah dan butuh ketelitian," kata Devi, salah satu mahasiswa KKL.

Selain mendapatkan pengetahuan tentang proses pembuatan tempe, kunjungan ini juga membuka wawasan para mahasiswa tentang potensi usaha mikro di desa yang bisa dikembangkan lebih lanjut. Mereka melihat bahwa usaha produksi tempe ini tidak hanya berkontribusi pada perekonomian keluarga Pak Musipan, tetapi juga menjadi salah satu sumber pangan yang penting bagi masyarakat sekitar.

Pak Musipan mengaku senang dengan kunjungan mahasiswa KKL ini. Beliau berharap kunjungan seperti ini bisa memberikan inspirasi bagi generasi muda untuk terus mengembangkan usaha mikro di pedesaan. "Saya berharap usaha seperti ini bisa terus berkembang dan menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa," tambah Musipan.

Penulis : Siti Farida


Momen Perpisahan Mengharukan: Foto Bersama Siswa SMP 1 Sungai Tebelian

Momen Perpisahan Mengharukan: Foto Bersama Siswa SMP 1 Sungai Tebelian

 


Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) Rabu, 21 Agustus 2024 – Suasana haru dan penuh kenangan terasa di SMP 1 Sungai Tebelian ketika para mahasiswa KKL Kelompok 49 mengadakan sesi foto bersama dengan para siswa. Momen ini dilakukan sebagai kenangan perpisahan bagi para pengajar mahasiswa KKL yang telah mengabdikan waktu dan ilmu mereka selama beberapa minggu di sekolah tersebut.

Sejak awal kedatangan mahasiswa KKL, mereka telah diterima dengan hangat oleh seluruh warga sekolah. Tidak hanya berperan sebagai pengajar, para mahasiswa juga turut serta dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan acara sekolah lainnya. "Kami merasa kehilangan karena para kakak KKL sudah seperti bagian dari keluarga besar sekolah kami," ujar Siti, salah satu siswa kelas IX.

Sesi foto bersama ini diawali dengan kata-kata perpisahan dari para mahasiswa KKL. Dalam kesempatan tersebut, mereka mengungkapkan rasa terima kasih atas kerjasama dan sambutan hangat dari seluruh siswa dan guru SMP 1 Sungai Tebelian. "Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk bisa berbagi ilmu di sini. Pengalaman ini sangat berharga bagi kami," kata Febby, salah satu mahasiswa KKL.

Para siswa yang hadir tampak antusias mengikuti sesi foto bersama. Mereka dengan semangat berpose bersama para mahasiswa KKL, ingin mengabadikan momen kebersamaan yang mungkin tidak akan terulang. Beberapa siswa bahkan terlihat sedih dan berharap para mahasiswa KKL bisa kembali mengajar di sekolah mereka di masa depan.

Foto bersama ini menjadi simbol dari hubungan yang telah terjalin erat antara mahasiswa KKL dan siswa SMP 1 Sungai Tebelian. Meskipun masa pengabdian mereka telah berakhir, kenangan manis dan pelajaran yang diberikan oleh para mahasiswa akan terus diingat oleh para siswa. "Kami akan selalu mengenang kakak-kakak KKL sebagai guru yang penuh semangat dan inspiratif," ujar Wawan, siswa lainnya.

Penulis : Siti Farida


Hangatnya Kebersamaan: Mahasiswa KKL 49 Melepas Penat di Warung Tugu

Hangatnya Kebersamaan: Mahasiswa KKL 49 Melepas Penat di Warung Tugu


 Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) Rabu, 21 Agustus 2024 – Warung Tugu di Desa Merarai Satu kembali menjadi tempat favorit tongkrongan malam bagi para mahasiswa KKL Kelompok 49. Setiap malam, setelah menyelesaikan berbagai kegiatan di lapangan, para mahasiswa sering berkumpul di warung ini untuk bersantai dan menikmati suasana malam desa yang tenang.

Warung Tugu, yang berada di dekat tugu desa, menawarkan berbagai macam hidangan lokal yang menjadi favorit mahasiswa, seperti nasi goreng, mi instan, dan gorengan. Selain itu, warung ini juga menyediakan kopi khas desa yang selalu menjadi pilihan utama untuk menemani obrolan malam. "Kopi di sini memang beda, rasanya khas dan pas banget buat nongkrong," kata Adi, salah satu mahasiswa KKL.

Selain menikmati makanan dan minuman, para mahasiswa juga sering berbagi cerita dan pengalaman selama menjalani KKL di desa ini. Obrolan santai tentang kegiatan sehari-hari, tantangan yang dihadapi, hingga rencana setelah KKL menjadi topik yang sering dibicarakan. "Warung Tugu ini sudah seperti basecamp kami, tempat untuk melepas penat sekaligus mempererat kebersamaan," tambah Hana, mahasiswi lainnya.

Keberadaan Warung Tugu sebagai tempat tongkrongan malam juga membawa dampak positif bagi pemiliknya, Pak Rahman, yang mengaku senang dengan kehadiran mahasiswa KKL di desanya. "Sejak mereka sering datang, warung saya jadi lebih ramai. Saya juga jadi kenal lebih dekat dengan mereka," ujar Pak Rahman dengan senyum ramah.

Bagi mahasiswa KKL Kelompok 49, tongkrongan malam di Warung Tugu tidak hanya sekadar melepas penat, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat solidaritas dan kebersamaan di antara mereka. Dengan suasana yang hangat dan akrab, Warung Tugu menjadi tempat yang selalu dikenang dalam setiap perjalanan KKL mereka.

Penulis : Siti Farida


Struktur Organisasi LP2M

Formulir Kontak