LP2M IAIN PONTIANAK
Karhutla Melanda, Mahasiswa KKL18 Bagikan Masker Gratis

Karhutla Melanda, Mahasiswa KKL18 Bagikan Masker Gratis


Punggur Kecil (lp2m.iainptk.ac.id) – Sebagai Upaya dalam membantu siswa Miftahulul Ulul 2 Parit Rintis Baru Desa Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya yang terpapar Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kelompok 18 Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak berinisiatif bagi-bagi masker gratis, Selasa (7/8/2024). 

Memasuki musim kemarau, Karhutla gambut di sejumlah titik Kabupaten Kubu Raya kerap kali terjadi. Hal ini disebabkan adanya pembakaran lahan yang dilakukan para petani untuk membuka lahan pertanian baru. Akibatnya kualitas udara menurun dan berdampak terhadap Kesehatan masyarakat, khususnya terhadap anak-anak. 

Dilansir dari Mediaindonesia.com, Badan Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa dampak Kesehatan akibat dari Karhutla bisa menyebabkan eksaserbasi penyakit paru, jantung, sistem syaraf, kulit, usus, ginjal, mata, hidung, dan hati. WHO juga menyebutkan bahwa yang paling rentan terdampak dari Karhutla ini adalah anak-anak, wanita hamil, dan warga lanjut usia.

Ella Saparingga, mahasiswa KKL kelompok 18, mengatakan salah satu upaya untuk mengurangi resiko kesehatan anak-anak akibat dari Karhutla, khususnya siswa sekolah Miftahul Ulum 2 adalah dengan membagikan masker secara gratis. 

“Mengingat beberapa waktu belakangan ini banyak kejadian kebakaran lahan di beberapa titik Desa Punggur Kecil, khususnya di Parit To’om yang mengakibatkan kualitas udara sangat tidak sehat akibat asap, kami berinisiatif membagikan masker kepada siswa siswi MI Miftahul Ulum 2 secara gratis,” ujar Ella

“Saya berharap dengan berbagi masker kepada siswa-siswa disini dapat mengurangi resiko dampak buruk akibar dari kebakaran lahan ini dan anak-anak lebih waspada untuk menjaga Kesehatan mereka,” sambungnya


Penulis: Qudsiyah


Mahasiswa KKL Beri Kontribusi dalam Pendidikan TPA di Desa Punggur Kapuas

Mahasiswa KKL Beri Kontribusi dalam Pendidikan TPA di Desa Punggur Kapuas


Punggur Kapuas (lp2m.iainptk.ac.id) - Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak baru-baru ini melaksanakan kegiatan pengajaran di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Desa Punggur Kapuas. Program ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari di bangku kuliah dan berkontribusi langsung kepada masyarakat.

Kegiatan tersebut dimulai pada 29 Juli 2024, hari yang ditentukan untuk mengajar yaitu dari hari Senin hingga Kamis dan waktu mengajar dimulai dari habis Maghrib sampai selesai. Selama periode tersebut, mahasiswa KKL dari IAIN Pontianak mengadakan berbagai aktivitas pendidikan yang meliputi pembelajaran membaca Al-Qur’an, pemahaman dasar-dasar agama Islam, dan pelatihan keterampilan hidup yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

Salah satu  mahasiswa KKL IAIN Pontianak, Rahma menjelaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk membantu meningkatkan kualitas pendidikan agama. “Kami berharap kehadiran kami dapat memberikan dampak positif dan membantu anak-anak untuk lebih memahami ajaran agama dengan cara yang menyenangkan dan efektif,” ujarnya.

Selama kegiatan, mahasiswa KKL juga melibatkan orang tua dan tokoh masyarakat setempat guna membangun dukungan yang lebih kuat terhadap pendidikan agama di desa tersebut. Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat edukatif bagi anak-anak tetapi juga merupakan pengalaman berharga bagi mahasiswa KKL dalam menerapkan ilmu dan berinteraksi dengan masyarakat secara langsung. Kegiatan semacam ini diharapkan dapat terus dilakukan untuk mendukung perkembangan pendidikan di daerah-daerah terpencil.


Penulis : Syarifah Aida Kel 20 


Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Sukses Gelar Kajian Akbar

Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Sukses Gelar Kajian Akbar


Sayang Sedayu (lp2m.iainptk.ac.id) 1 Agustus 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) IAIN Pontianak berhasil menggelar acara kajian akbar yang berlangsung di Masjid Darul Hikmah, Dusun Jambu, Kamis (1/8). 

Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk masyarakat sekitar, pengurus masjid, serta tokoh-tokoh agama. Dengan semangat kebersamaan dan niat untuk meningkatkan pemahaman agama di tengah masyarakat, kajian ini diadakan sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa KKL.

Acara kajian akbar ini dimulai bada isya dan berlangsung dengan penuh khidmat. Sebagai penceramah utama, H. Samsul, seorang tokoh agama yang dikenal luas di wilayah Sayang Sedayu, membawakan materi kajian dengan topik "Pentingnya Silaturahmi dan Ukhuwah Islamiyyah ". H. Samsul menekankan pentingnya menjaga silaturahmi .

Selain kajian utama, acara ini diawali dengan pembaca ayat suci Alquran oleh Wijaya dan diakhir dengan wakaf Alquran oleh mahasiswa KKL. 

Acara ini berakhir pada pukul 21.00 WIB dan ditutup dengan doa bersama yang dipimpin oleh H. Samsul. Kesuksesan kajian akbar ini tidak terlepas dari kerja keras mahasiswa KKL IAIN Pontianak serta dukungan penuh dari masyarakat dan pengurus Masjid Darul Hikmah. Para mahasiswa berharap kegiatan semacam ini bisa terus diadakan di masa mendatang guna memperkuat hubungan antara kampus dan masyarakat sekitar.

Dengan diadakannya kajian ini, diharapkan dapat memberikan pencerahan serta memperkuat keimanan para peserta dalam menjalani kehidupan sehari-hari, khususnya dalam menghadapi tantangan di era modern.

Penulis : Indra Fitri


Sinergi Mahasiswa dan Warga: Pemasangan Plang Nama Desa oleh Mahasiswa KKL IAIN Pontianak

Sinergi Mahasiswa dan Warga: Pemasangan Plang Nama Desa oleh Mahasiswa KKL IAIN Pontianak


Sayang Sedayu (lp2m.iainptk.ac.id) - Dalam rangka meningkatkan kesadaran identitas lokal dan mempermudah identifikasi wilayah, mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak bekerja sama dengan warga Desa Sayang Sedayu, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, telah melaksanakan pemasangan plang nama di beberapa dusun desa tersebut. Plang nama yang dipasang mencakup nama Kepala Dusun Sayang, Kepala Dusun Jambu, Kepala Dusun Sedayu, serta Kepala Desa Sayang Sedayu.

Kegiatan ini berlangsung pada hari Kamis, 1 Agustus 2024, dan dihadiri oleh sejumlah mahasiswa KKL, perangkat desa, serta warga setempat. Proses pemasangan plang ini dipimpin oleh Pak Su, seorang tokoh masyarakat yang dikenal sangat aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan di Desa Sayang Sedayu.

“Kami berharap plang nama ini dapat membantu masyarakat dan pendatang untuk lebih mudah mengenali wilayah di desa ini, serta memperkuat identitas lokal. Ini juga sebagai bentuk pengabdian kami kepada masyarakat selama menjalani KKL,” ujar Rendi.

Sementara itu, Kepala Desa Sayang Sedayu, Ruhanas, juga memberikan tanggapan positif terhadap inisiatif mahasiswa tersebut. "Kami sangat mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa KKL IAIN Pontianak. Pemasangan plang nama ini sangat membantu dalam memudahkan identifikasi wilayah dusun dan desa kami, serta memberikan kesan yang lebih terorganisir. Saya berharap sinergi antara mahasiswa dan warga seperti ini dapat terus terjalin di masa mendatang,” kata Ruhanas.

Dengan pemasangan plang nama ini, Desa Sayang Sedayu diharapkan dapat menjadi lebih dikenal oleh masyarakat luar, serta mempermudah berbagai urusan administrasi dan koordinasi di tingkat desa. Kegiatan ini juga menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dalam upaya pembangunan desa yang berkelanjutan.

Penulis: Indra Fitri


Mahasiswa KKL dan Dosen Pembimbing Siap Wujudkan 18 Program Unggulan di Desa Sayang Sedayu

Mahasiswa KKL dan Dosen Pembimbing Siap Wujudkan 18 Program Unggulan di Desa Sayang Sedayu


Sayang Sedayu (lp2m.iainptk.ac.id) - Jelang pembukaan resmi Kuliah Kerja Lapangan (KKL), mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak bersama dosen pembimbing tengah mempersiapkan pelaksanaan 18 program unggulan di Desa Sayang Sedayu, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. Program-program ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat dan mengoptimalkan potensi yang ada di desa tersebut.

Program KKL yang akan dilaksanakan mencakup berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, lingkungan, hingga kegamaan. Beberapa di antaranya adalah Mahir Komputer, KaLi LaBa, Donasi Qur'an  dan Bubur Padas. Program-program ini dirancang tidak hanya untuk memberikan manfaat jangka pendek, tetapi juga untuk memberdayakan masyarakat desa secara berkelanjutan.

Dosen pembimbing yang juga terlibat aktif dalam penyusunan program, Dr. Erwin M Ag. menyatakan bahwa setiap program telah dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan dan potensi lokal. "Kami bekerja sama dengan perangkat desa untuk memastikan program yang dilaksanakan benar-benar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kami juga melibatkan mahasiswa dalam perencanaan, agar mereka bisa belajar langsung tentang bagaimana mengembangkan program yang berdampak positif," ujar Dr. Erwin.

Mahasiswa KKL juga tampak antusias dalam menyambut pelaksanaan program tersebut. Nirsa, salah satu mahasiswa yang terlibat, mengungkapkan rasa optimisnya. "Kami sangat siap untuk melaksanakan program-program ini. Harapan kami adalah dapat memberi manfaat nyata bagi masyarakat Desa Sayang Sedayu dan membuat pengalaman KKL ini bermakna," kata Nirsa.

Kepala Desa Sayang Sedayu, Ruhanas, menyambut baik kehadiran mahasiswa KKL dan dosen pembimbing di desanya. "Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan kerja keras mahasiswa serta dosen pembimbing. Program-program yang mereka bawa ini sangat bermanfaat dan diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Desa Sayang Sedayu," ungkap Ruhanas.


Penulis : Indra Fitri


Makan Siang Menu Bubur Padas, Ciptakan Kehangatan Mahasiswa KKL dengan Masyarakat

Makan Siang Menu Bubur Padas, Ciptakan Kehangatan Mahasiswa KKL dengan Masyarakat


Sayang Sedayu (lp2m.iainptk.ac.id) - Pada Selasa, 6 Agustus 2024, suasana di teras posko Kuliah Kerja Lapangan (KKL) IAIN Pontianak di Desa Sayang Sedayu, Kecamatan Teluk Keramat, terasa begitu hangat. Para mahasiswa KKL yang sedang menjalani program di desa tersebut mengadakan makan siang bersama dengan menyajikan menu khas daerah, bubur padas. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berkumpul, tetapi juga mempererat ikatan antara mahasiswa dan masyarakat setempat.

Bubur padas, hidangan tradisional yang kaya akan cita rasa rempah dan sayuran, merupakan makanan yang sarat akan makna kebersamaan. Proses pembuatannya melibatkan seluruh mahasiswa dan masyarakat yang sejak pagi sudah bergotong royong di dapur posko KKL. Mereka bersama-sama menyiapkan bahan-bahan, memasak, hingga akhirnya menikmati hasil masakan dalam suasana penuh keakraban.

Ade Mutia, salah satu mahasiswa KKL, mengungkapkan bahwa acara makan siang bersama ini memberikan pengalaman yang sangat berkesan bagi dirinya dan rekan-rekan. "Kegiatan ini membuat kami merasa benar-benar diterima sebagai bagian dari masyarakat desa. Makan bersama dengan menu bubur padas yang kami buat sendiri adalah momen yang tidak akan terlupakan. Rasanya, kami tidak hanya berbagi makanan, tetapi juga berbagi cerita dan kebahagiaan," tutur Ade dengan senyum hangat.

Selama acara berlangsung, canda tawa terdengar akrab mengisi teras posko. Masyarakat yang hadir juga ikut menikmati kebersamaan tersebut. Beberapa dari mereka bahkan tak sungkan memberikan tips dan trik seputar cara memasak bubur padas yang enak. 

Bagi para mahasiswa KKL, kegiatan ini bukan sekadar makan siang biasa. Mereka merasa bahwa melalui acara seperti ini, mereka dapat lebih mendalami kehidupan di desa dan membangun hubungan yang erat dengan masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi salah satu cara mereka untuk meredakan penat setelah menjalani berbagai program dan kegiatan KKL lainnya.

Acara makan siang dengan menu bubur padas di teras posko KKL ini berhasil menciptakan kehangatan dan kebersamaan yang dirasakan oleh semua pihak. Para mahasiswa merasa lebih terhubung dengan masyarakat, sementara warga desa menyambut dengan tangan terbuka kehadiran para generasi muda ini. Ini menjadi bukti bahwa kebersamaan sederhana, seperti makan siang bersama, dapat menjadi momen berharga yang mempererat ikatan sosial dan memperkaya pengalaman hidup para mahasiswa KKL.

Penulis : Indra Fitri


Keseruan Pembuatan Makanan Khas Kabupaten Sambas, Bubur Padas

Keseruan Pembuatan Makanan Khas Kabupaten Sambas, Bubur Padas


Sayang Sedayu (lp2m.iainptk.ac.id) - Desa Sayang Sedayu, menjadi saksi keakraban antara mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak tahun 2024 dengan masyarakat setempat dalam acara pembuatan makanan khas dari Kabupaten Sambas, bubur padas. Pada Selasa, 6 Agustus 2024, kegiatan ini diikuti dengan antusias oleh para mahasiswa yang ingin mempelajari lebih dalam budaya lokal sekaligus mempererat hubungan dengan warga desa.

Bubur padas, makanan tradisional yang kaya akan rempah dan sayuran, menjadi salah satu ikon kuliner di Desa Sayang Sedayu setiap bulan agustusan.  Proses pembuatannya yang melibatkan banyak orang membuat acara ini menjadi momen kebersamaan yang dinantikan oleh semua pihak. Farida, penanggung jawab program KKL, menuturkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya mahasiswa untuk lebih dekat dengan masyarakat dan memahami tradisi mereka secara langsung.

“Ini adalah pengalaman yang sangat berharga bagi kami. Melalui kegiatan seperti ini, kami tidak hanya belajar tentang cara membuat bubur padas, tetapi juga memahami nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang sangat kuat di desa ini. Keterlibatan kami dalam proses pembuatan juga membuka wawasan tentang pentingnya melestarikan tradisi lokal,” kata Farida.

Kegiatan yang berlangsung sejak pagi ini diikuti dengan penuh semangat oleh masyarakat, termasuk  Sumi, seorang warga yang turut serta dalam acara tersebut. Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini memberikan suasana yang berbeda dan lebih meriah.

“Senang sekali rasanya bisa bekerja sama dengan anak-anak muda ini. Mereka begitu antusias dan ingin belajar banyak tentang budaya kami. Dengan kehadiran mereka, suasana jadi lebih hidup dan penuh semangat. Kami berharap mereka bisa membawa pengalaman ini ke kampus dan menceritakannya kepada teman-teman mereka,” ujar Sumi dengan senyum hangat.

Keseruan dan kebersamaan dalam acara ini menjadi pengalaman tak terlupakan bagi para mahasiswa KKL IAIN Pontianak. Mereka tidak hanya mendapatkan ilmu baru, tetapi juga merasakan hangatnya persaudaraan di Desa Sayang Sedayu. Ini menjadi bukti bahwa tradisi kuliner seperti bubur padas memiliki peran penting dalam mempererat hubungan sosial dan membangun kebersamaan antar generasi.

Penulis: Indra Fitri


Healing ala Mahasiswa KKL di Desa Sayang Sedayu: Mencari Midding

Healing ala Mahasiswa KKL di Desa Sayang Sedayu: Mencari Midding


Sayang Sedayu (lp2m.iainptk.ac.id) - Pada Selasa, 6 Agustus 2024 mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak Sebanyak 10 orang serta didampingi oleh masyarakat  setempat, yaitu Wan Acik, Mak De, dan Mak Ngah. Sedari malamnya mereka sudah merembukan untuk membuat bubur Padas makanan khas dari Kabupaten Sambas. Proses ini akan diawali dengan mencari midding (pakis).

"Besok kita akan turun bada subuh" Ujar Mak de.

 Farida, selaku penanggung jawab program bubur padas, menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya sekadar menyajikan kuliner tradisional khas kabupaten Sambas, tetapi juga menjadi ajang mempererat tali silaturahmi antara mahasiswa dan masyarakat desa Sayang Sedayu.

Program bubur padas ini merupakan salah satu cara kami untuk lebih mengenal masyarakat sekaligus mempelajari tradisi lokal. Karena kadang seklipun bubur Padas ini makanan khas kita, tapi kadang sering ada perbedaan juga dari proses memasak. " ujar Farida.

Sementara itu, Mak De, yang juga merupakan ketua acara bubur padas di desa Sayang Sedayu menyambut baik kegiatan para mahasiswa. Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini memberikan nuansa baru dan semangat tambahan bagi warga desa.

"Senang rasanya melihat anak-anak muda seperti mereka mau belajar dan saling tolong menolong," ungkap Mak De dengan penuh antusias.

Kegiatan KKL ini tidak hanya membawa manfaat bagi para mahasiswa, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Sayang Sedayu. Selain sebagai sarana mencari pakis atau pengalaman baru, kegiatan ini juga menjadi momen healing bagi para mahasiswa KKL di Desa Sayang Sedayu.

Penulis : Indra Fitri


Program Tahsinul Qur'an di Desa Sayang Sedayu Jadi Wadah Pengembangan Keterampilan Membaca Al-Qur'an

Program Tahsinul Qur'an di Desa Sayang Sedayu Jadi Wadah Pengembangan Keterampilan Membaca Al-Qur'an


Desa Sayang Sedayu (lp2m.iainptk.ac.id) 6 Agustus 2024 – Program Tahsinul Qur'an yang diadakan setiap hari setelah Maghrib hingga menjelang Isya kini menjadi kegiatan rutin yang sangat dinanti di Desa Sayang Sedayu. Program ini khusus ditujukan untuk anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, dengan tujuan utama meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur'an mereka.

Kegiatan Tahsinul Qur'an dibagi menjadi dua sesi utama. Sesi pertama, Iqra, dipandu oleh Indra dan Nurul. Dalam sesi ini, anak-anak yang berada dalam tahap awal pembelajaran membaca Al-Qur'an dibimbing untuk menguasai huruf hijaiyah dan tajwid dengan benar. Sesi kedua, Juz, dipandu oleh Sapura. Di sesi ini, anak-anak yang sudah lebih mahir melanjutkan pembacaan Al-Qur'an mereka dengan membaca juz demi juz, memperdalam pemahaman mereka dan memperbaiki pelafalan.

Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan membaca Al-Qur'an, tetapi juga menjadi momen yang dinanti-nanti oleh anak-anak. Mereka menunjukkan antusiasme dan kegembiraan yang tinggi dalam setiap sesi. Indra, salah satu pengajar, menyatakan, "Tahsinul ini akan kita adakan setiap hari agar kita dapat mendekatkan diri dengan anak-anak serta agar anak-anak juga rajin dalam membaca Al-Qur'an."

Melalui program ini, diharapkan anak-anak Desa Sayang Sedayu tidak hanya terampil dalam membaca Al-Qur'an tetapi juga mengembangkan kecintaan yang mendalam terhadap kitab suci ini. Program ini juga berperan dalam mempererat ikatan antara anak-anak dan para pengajar, yang merupakan mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak.

Dengan adanya Tahsinul Qur'an, diharapkan terbentuknya komunitas yang lebih erat dan penuh semangat dalam mempelajari serta mengamalkan Al-Qur'an di Desa Sayang Sedayu. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan agama dapat memberikan dampak positif dan membangun hubungan yang harmonis antara masyarakat dan pendidik.

Penulis : Sapura 


Jejak Langkah Sang Pendidik : Mengungkap Sejarah SDN 07

Jejak Langkah Sang Pendidik : Mengungkap Sejarah SDN 07


Kalimas (lp2m.iainptk.ac.id) - 05 Agustus 2024, Pada siang hari setelah jam Pelajaran selesai, mentari mulai condong ke barat, menyinari bangunan tua SDN 07 yang penuh dengan cerita.  Hermansyah, sang guru senior, dengan semangat mengajak mahasiswa IAIN Pontianak untuk memasuki ruangan kantor sekolah.

Langkah kaki mereka perlahan menyusuri ruangan yang menyimpan ribuan kenangan. Dengan nada bersemangat, Hermansyah memulai kisahnya. "Sekolah ini didirikan pada tahun 1984, ujarnya, menyebut angka yang membuat mahasiswa terkesima. 

Ia kemudian melanjutkan dengan menceritakan perjuangan para pendidik terdahulu dalam membangun sekolah di tengah keterbatasan. Mahasiswa terpukau mendengar kisah tentang bagaimana sekolah ini menjadi pusat ilmu pengetahuan bagi anak-anak desa. 

Kami juga mendengarkan hermansyah bercerita yang mana beliau mengatakan “sekolah ini sebelumnya terletak disamping masjid Nurul Iman yang mana disitu ada sebuah komplek kecil yang mana adalah tempat sekolah asal SDN 7 dan waktu itu nama sekolah nya yaitu SDN 17, karena pada saat itu ada pemekaran kuburaya maka digantikan dengan nama SDN 7 desa kalimas dan kemudian sekolah itu pindah pinggir jalan sungai pinang dan sampai saat ini sekolah tersebut berdiri kokoh, ujar hermansyah”

Hermansyah juga berbagi cerita tentang tokoh-tokoh inspiratif yang pernah mengajar di sekolah ini, seperti Irwan, seorang oprator sekolah yang sangat membantu dalam suatu sistem perkerjaan sekolah. Pak Irwan dikenal sebagai sosok yang sabar dan kreatif. Ia selalu mencari cara-cara baru untuk membuat prakerja sekolah menjadi inovati dan kreatif.

Salah satu inovasinya adalah mempermudah para staf guru dalam melaksanakan tugas nya yang aktif dan bertanggung jawab atas kewajiban tugasnya. Berkat dedikasinya, banyak siswa yang tumbuh menjadi generasi yang cinta lingkungan. 

Perubahan zaman membawa banyak tantangan bagi dunia pendidikan. Namun, semangat para pendidik di SDN 07 tidak pernah padam. Mereka terus berinovasi dan mencari cara-cara terbaik untuk memberikan pendidikan yang berkualitas bagi siswa. Dengan adanya kunjungan mahasiswa IAIN Pontianak ini, diharapkan semangat tersebut dapat terus terjaga dan menginspirasi generasi muda untuk menjadi pendidik yang berdedikasi.

Penulis : Syaifullah Alivia


Struktur Organisasi LP2M

Formulir Kontak