
Sayang Sedayu (lp2m.iainptk.ac.id) - Pada Selasa, 6 Agustus 2024, suasana di teras posko Kuliah Kerja Lapangan (KKL) IAIN Pontianak di Desa Sayang Sedayu, Kecamatan Teluk Keramat, terasa begitu hangat. Para mahasiswa KKL yang sedang menjalani program di desa tersebut mengadakan makan siang bersama dengan menyajikan menu khas daerah, bubur padas. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang berkumpul, tetapi juga mempererat ikatan antara mahasiswa dan masyarakat setempat.
Bubur padas, hidangan tradisional yang kaya akan cita rasa rempah dan sayuran, merupakan makanan yang sarat akan makna kebersamaan. Proses pembuatannya melibatkan seluruh mahasiswa dan masyarakat yang sejak pagi sudah bergotong royong di dapur posko KKL. Mereka bersama-sama menyiapkan bahan-bahan, memasak, hingga akhirnya menikmati hasil masakan dalam suasana penuh keakraban.
Ade Mutia, salah satu mahasiswa KKL, mengungkapkan bahwa acara makan siang bersama ini memberikan pengalaman yang sangat berkesan bagi dirinya dan rekan-rekan. "Kegiatan ini membuat kami merasa benar-benar diterima sebagai bagian dari masyarakat desa. Makan bersama dengan menu bubur padas yang kami buat sendiri adalah momen yang tidak akan terlupakan. Rasanya, kami tidak hanya berbagi makanan, tetapi juga berbagi cerita dan kebahagiaan," tutur Ade dengan senyum hangat.
Selama acara berlangsung, canda tawa terdengar akrab mengisi teras posko. Masyarakat yang hadir juga ikut menikmati kebersamaan tersebut. Beberapa dari mereka bahkan tak sungkan memberikan tips dan trik seputar cara memasak bubur padas yang enak.
Bagi para mahasiswa KKL, kegiatan ini bukan sekadar makan siang biasa. Mereka merasa bahwa melalui acara seperti ini, mereka dapat lebih mendalami kehidupan di desa dan membangun hubungan yang erat dengan masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi salah satu cara mereka untuk meredakan penat setelah menjalani berbagai program dan kegiatan KKL lainnya.
Acara makan siang dengan menu bubur padas di teras posko KKL ini berhasil menciptakan kehangatan dan kebersamaan yang dirasakan oleh semua pihak. Para mahasiswa merasa lebih terhubung dengan masyarakat, sementara warga desa menyambut dengan tangan terbuka kehadiran para generasi muda ini. Ini menjadi bukti bahwa kebersamaan sederhana, seperti makan siang bersama, dapat menjadi momen berharga yang mempererat ikatan sosial dan memperkaya pengalaman hidup para mahasiswa KKL.
Penulis : Indra Fitri
EmoticonEmoticon