LP2M IAIN PONTIANAK
Pasang Waring untuk Tanaman Kacang Tanah, Upaya Perlindungan Terhadap Hama

Pasang Waring untuk Tanaman Kacang Tanah, Upaya Perlindungan Terhadap Hama


 Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) - Pada Jumat, 23 Agustus 2024, para mahasiswa KKL IAIN kelompok 49 bersama warga Desa Merarai Satu memasang waring atau jaring di lahan tanaman kacang tanah sebagai bagian dari upaya perlindungan terhadap hama. Setelah sebelumnya menanam kacang tanah, langkah ini diambil untuk memastikan tanaman tetap sehat dan dapat tumbuh optimal.

Kegiatan ini dilakukan setelah diskusi dengan petani lokal mengenai tantangan yang sering dihadapi dalam budidaya kacang tanah. “Pemasangan waring ini bertujuan untuk melindungi tanaman dari serangan hama seperti burung dan serangga. Ini adalah langkah penting untuk memastikan hasil panen nanti bisa maksimal,” ujar Tya, salah satu mahasiswa yang terlibat.

Waring yang dipasang akan menutupi seluruh area tanaman, menciptakan perlindungan fisik yang efektif tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman. Proses pemasangan dilakukan dengan hati-hati agar jaring tidak merusak tanaman. "Kami bekerja sama dengan warga untuk memastikan pemasangan ini dilakukan dengan benar, sehingga tanaman kacang tanah dapat tumbuh dengan baik," tambah Sintha, mahasiswa lainnya.

Dengan langkah perlindungan ini, diharapkan hasil panen kacang tanah akan lebih optimal dan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi warga desa. Kegiatan ini juga menunjukkan komitmen mahasiswa KKL dalam mendukung pertanian lokal dan berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat.

Penulis : Siti Farida


Mahasiswa KKL Kelompok 40 Pelajari Sejarah Awal Nama Dusun Mu’min di Desa Selakau Tua

Mahasiswa KKL Kelompok 40 Pelajari Sejarah Awal Nama Dusun Mu’min di Desa Selakau Tua


 Desa Selakau Tua, Rabu (lp2m.iainptk.ac.id) 28 Agustus 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kelompok 40 dari IAIN Pontianak mendapatkan kesempatan untuk mempelajari sejarah awal penamaan Dusun Mu’min di Desa Selakau Tua, Kecamatan Selakau Timur, Kabupaten Sambas. Dusun Mu'min, yang kini menjadi salah satu bagian dari desa tersebut, menyimpan sejarah yang kaya dan menarik, terkait erat dengan perkembangan Islam di wilayah itu.

Norhan, mantan Kepala Desa Selakau Tua, menjelaskan bahwa nama "Mu’min" berasal dari nama nenek moyangnya. "Dusun Mu’min dinamakan Mu’min karena dulu dari nek aki atau kakek saya, hingga turun temurun, dan saya adalah cucu dari nek aki Mu’min tersebut," ungkap Norhan. Penamaan ini bukan hanya sekadar tradisi keluarga, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai keimanan yang dianut oleh penduduk setempat.

Dusun Mu'min memiliki sejarah yang terkait erat dengan kehidupan sosial dan budaya masyarakat Selakau Tua. Pada masa lalu, dusun ini dikenal sebagai pusat kegiatan keagamaan dan pendidikan agama Islam. Masjid-masjid tua yang masih berdiri hingga sekarang menjadi bukti nyata dari peradaban Islam yang pernah berkembang pesat di wilayah ini.

Nama "Mu'min" juga diberikan karena mayoritas penduduk dusun pada masa lalu adalah pemeluk agama Islam yang taat dan kuat imannya. Ini menunjukkan peran penting Dusun Mu'min dalam penyebaran dan pengembangan Islam di wilayah Selakau Tua.

Dusun Mu'min bukan hanya sebuah pemukiman, tetapi juga simbol ketaatan dan keimanan masyarakatnya, serta warisan sejarah yang patut dibanggakan. Upaya pelestarian yang dilakukan oleh generasi muda diharapkan dapat menjaga dan menginspirasi generasi mendatang untuk tetap menghargai nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sejarah Dusun Mu'min.

Penulis : Muhammad Aidil


Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Ziarah ke Makam H. Nurdin dan Hj. Rohman

Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Ziarah ke Makam H. Nurdin dan Hj. Rohman


 Desa Durian (lp2m.iainptk.ac.id)  – Kelompok 10 mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak melaksanakan ziarah ke makam H. Nurdin dan Hj. Rohman, pada Rabu, 28 Agustus 2024. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program KKL yang bertujuan untuk mengenang jasa dan kontribusi almarhum dalam mendukung pendidikan dan pengembangan masyarakat.

H. Nurdin dan Hj. Rohman dikenal sebagai tokoh masyarakat yang memiliki peran penting dalam penyediaan fasilitas bagi kegiatan sosial dan pendidikan, termasuk rumah yang dijadikan posko KKL untuk kelompok mahasiswa ini. Ziarah dilakukan untuk menghormati dan mengenang dedikasi mereka dalam memajukan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat.

Dalam acara tersebut, mahasiswa melakukan doa bersama dan meletakkan bunga di makam sebagai bentuk penghormatan. Ketua Kelompok 10, Muhammad Fajri menyatakan, “Kami merasa sangat berterima kasih atas dukungan yang telah diberikan ahli waris dari H. Nurdin dan Hj. Rohman. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi dan penghargaan kami terhadap kontribusi mereka.”

Ziarah ini juga diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa untuk terus berkarya dan memberikan dampak positif bagi masyarakat, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh almarhum.

Kegiatan ziarah ini dihadiri oleh seluruh anggota kelompok, serta perwakilan dari keluarga almarhum, yang turut memberikan doa. 

Penulis : Supriyadi


Mahasiswa KKL Kelompok 40 Pelajari Makna Kain Kuning dalam Budaya Saprahan Melayu di Desa Selakau Tua

Mahasiswa KKL Kelompok 40 Pelajari Makna Kain Kuning dalam Budaya Saprahan Melayu di Desa Selakau Tua

 


Desa Selakau Tua (lp2m.iainptk.ac.id) Rabu, 28 Agustus 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kelompok 40 dari IAIN Pontianak mendapatkan pemahaman mendalam mengenai makna kain kuning dalam budaya saprahan Melayu di Desa Selakau Tua, Kecamatan Selakau Timur, Kabupaten Sambas. Kain kuning, yang memiliki arti penting dalam tradisi saprahan, mencerminkan nilai-nilai budaya dan kepercayaan masyarakat Melayu Sambas.

Saprahan adalah tradisi menghidangkan makanan secara lesehan di atas kain, yang menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari masyarakat Sambas, terutama dalam acara adat seperti pernikahan, khataman, dan syukuran. Kain kuning dipilih sebagai alas dalam saprahan bukan hanya karena estetika, tetapi juga karena makna yang mendalam. 

Norhan, seorang tokoh masyarakat setempat, menjelaskan bahwa warna kuning melambangkan keagungan dan kemakmuran. "Kain kuning itu melambangkan kerajaan Sambas karena Kerajaan Melayu Sambas identik dengan warna kuning," ujar Norhan. 

Warna ini dipercaya membawa berkah dan rezeki bagi keluarga yang menyelenggarakan acara. Selain itu, dari sisi praktis, kain kuning dipilih karena noda dari makanan atau minuman yang tertumpah tidak akan terlalu terlihat, menjaga keindahan tampilan saprahan.

Penggunaan kain kuning juga memiliki makna simbolik sebagai lambang persatuan dan kekeluargaan. Ketika seluruh anggota keluarga dan tamu undangan duduk bersama di atas satu kain kuning, mereka menyatu dalam satu ikatan yang kuat, mempererat hubungan kekeluargaan.

Namun, seiring dengan perkembangan zaman, tradisi saprahan dengan kain kuning mulai mengalami pergeseran. Banyak masyarakat yang kini lebih memilih menggunakan taplak meja bermotif batik atau plastik. Meskipun demikian, generasi muda di Sambas, termasuk mahasiswa KKL, berusaha melestarikan nilai-nilai yang terkandung dalam kain kuning sebagai bagian dari warisan budaya.

"Meskipun zaman sudah berubah, kami tetap berusaha melestarikan tradisi saprahan dengan kain kuning. Ini adalah warisan nenek moyang yang harus kita jaga," ungkap Norhan.

Kain kuning dalam budaya saprahan Melayu Sambas bukan sekadar alas makanan, tetapi juga simbol keagungan, kemakmuran, persatuan, dan kekeluargaan. Meskipun tradisi ini mengalami perubahan, nilai-nilai yang terkandung dalam kain kuning tetap relevan dan penting untuk dilestarikan sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat Sambas.

Penulis : Muhammad Aidil


Pose Bahagia Usai Menanam Kacang Tanah, Simbol Kekompakan Mahasiswa dan Warga

Pose Bahagia Usai Menanam Kacang Tanah, Simbol Kekompakan Mahasiswa dan Warga


 Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) - Setelah sukses menanam kacang tanah di lahan pertanian Desa Merarai Satu, pada Jumat, 23 Agustus 2024, para mahasiswa KKL IAIN kelompok 49 dan mahasiswa PPL STKIP Sintang berpose bahagia bersama kelompok PKK yang mendampingi mereka. Foto ini diambil sebagai kenang-kenangan sekaligus simbol kebersamaan dan kerja keras yang mereka lakukan bersama.

Dengan wajah yang ceria dan senyum yang lebar, para mahasiswa dan ibu-ibu PKK tampak puas dengan hasil kerja mereka. "Rasanya luar biasa bisa bekerja bersama warga desa. Ini bukan sekadar menanam kacang, tapi juga menanam kebersamaan dan persahabatan di antara kami," ujar Dhiyan, salah satu mahasiswa yang terlibat.

Pose ini juga menjadi penutup yang manis untuk kegiatan hari itu, di mana semua yang terlibat merasakan kepuasan tersendiri atas kontribusi mereka terhadap desa. "Ini adalah momen yang akan selalu kami kenang. Setiap kali melihat foto ini, kami akan ingat betapa hangatnya kebersamaan yang kami rasakan di sini," tambah Viona, salah satu mahasiswa PPL.

Dengan semangat yang masih membara, para mahasiswa dan ibu-ibu PKK bertekad untuk terus menjalin kerja sama dalam kegiatan-kegiatan selanjutnya demi kemajuan dan kesejahteraan Desa Merarai Satu.

Penulis : Siti Farida


Mahasiswa KKL, PPL, dan PKK Kolaborasi Menanam Kacang Tanah di Merarai Satu

Mahasiswa KKL, PPL, dan PKK Kolaborasi Menanam Kacang Tanah di Merarai Satu


 Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) - Jumat, 23 Agustus 2024, menjadi hari yang produktif bagi para mahasiswa KKL IAIN kelompok 49 dan mahasiswa PPL STKIP Sintang. Bersama dengan kelompok PKK Desa Merarai Satu, mereka berpartisipasi dalam kegiatan menanam kacang tanah di lahan pertanian milik desa. Kegiatan ini merupakan bagian dari program PKK untuk meningkatkan ketahanan pangan di desa.

Para mahasiswa yang terlibat tampak antusias mengikuti setiap tahap penanaman, mulai dari pengolahan lahan hingga menanam benih kacang tanah. "Kegiatan ini sangat bermanfaat, tidak hanya untuk desa, tapi juga bagi kami sebagai mahasiswa yang belajar langsung bagaimana bercocok tanam," ungkap Sherin, salah satu mahasiswa KKL.

Kerja sama antara mahasiswa dan ibu-ibu PKK ini berlangsung dengan penuh semangat dan kebersamaan. "Kami sangat senang bisa berkolaborasi dengan mahasiswa dalam kegiatan ini. Semoga apa yang kita tanam hari ini bisa membawa hasil yang baik di masa depan," kata Siti, ketua PKK Desa Merarai Satu.

Kegiatan menanam kacang tanah ini diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal dan bermanfaat bagi warga desa. Selain itu, pengalaman ini juga memberikan pembelajaran berharga bagi mahasiswa tentang pentingnya pertanian dan ketahanan pangan dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis : Siti Farida


Musholla Nurul Huda Raih Hadiah Kipas Angin Berkat Kebersihan

Musholla Nurul Huda Raih Hadiah Kipas Angin Berkat Kebersihan


 Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) - Musholla Nurul Huda di Desa Merarai Satu menerima hadiah kipas angin pada Jumat, 23 Agustus 2024, sebagai penghargaan atas keberhasilan mereka dalam menjaga kebersihan dan ketertiban lingkungan di sekitar musholla. Penghargaan ini diberikan oleh panitia lomba kebersihan lingkungan sebagai bentuk apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh pengurus dan warga sekitar Musholla Nurul Huda.

"Kami sangat bersyukur mendapatkan penghargaan ini. Kipas angin ini tentu akan sangat berguna untuk jamaah yang beribadah di musholla, terutama di siang hari yang panas," ujar Pak Rochmat, salah satu pengurus musholla, dengan senyum bangga.

Musholla Nurul Huda, yang selama ini dikenal aktif dalam kegiatan keagamaan dan sosial di Desa Merarai Satu, telah menjadi contoh bagi musholla lain dalam hal kebersihan dan kerapian. "Kebersihan adalah bagian dari iman, dan kami berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari di musholla ini," tambah Rochmat.

Dengan adanya kipas angin baru ini, jamaah Musholla Nurul Huda diharapkan dapat beribadah dengan lebih nyaman. "Kami akan terus menjaga musholla ini agar tetap bersih dan rapi, tidak hanya untuk meraih penghargaan, tetapi juga untuk kenyamanan dan ketenangan dalam beribadah," pungkasnya.

Penulis : Siti Farida


RT 12 Raih Predikat Kebersihan 7 Tahun Berturut-turut, Siap Pensiun dari Kompetisi

RT 12 Raih Predikat Kebersihan 7 Tahun Berturut-turut, Siap Pensiun dari Kompetisi


 Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) - Pada Jumat, 23 Agustus 2024, RT 12 di Desa Merarai Satu kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih predikat kebersihan lingkungan dan ketertiban untuk ketujuh kalinya berturut-turut. Prestasi ini menegaskan komitmen warga RT 12 dalam menjaga lingkungan yang bersih, tertata, dan nyaman untuk ditinggali.

Ketua RT 12, Suparno, mengungkapkan rasa syukurnya atas pencapaian ini. "Kami sangat bangga bisa mempertahankan predikat ini selama tujuh tahun. Ini adalah hasil kerja keras seluruh warga RT 12 yang selalu mengutamakan kebersihan dan ketertiban di lingkungan kami," ujar Suparno.

Namun, dengan keberhasilan ini, pihak panitia lomba kebersihan dan ketertiban lingkungan memutuskan bahwa RT 12 tidak akan diizinkan lagi untuk mengikuti lomba tersebut mulai tahun depan, untuk memberi kesempatan kepada RT lainnya. "Kami memahami keputusan ini dan justru menjadikannya motivasi bagi RT lain untuk juga berprestasi," tambah Suparno.

Meskipun tidak akan ikut dalam lomba tahun depan, Suparno menegaskan bahwa RT 12 akan tetap menjaga kualitas kebersihan dan ketertiban lingkungannya. "Ini bukan soal lomba, tapi soal tanggung jawab kami sebagai warga untuk menjaga tempat tinggal kami tetap nyaman dan bersih," tutupnya dengan tegas.

Penulis : Siti Farida


Mahasiswa KKL Lakukan Briefing untuk Kegiatan Selanjutnya, Siapkan Diri dengan Matang

Mahasiswa KKL Lakukan Briefing untuk Kegiatan Selanjutnya, Siapkan Diri dengan Matang

 


Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) - Menjelang malam pada Kamis, 22 Agustus 2024, mahasiswa KKL kelompok 49 mengadakan briefing di posko untuk mempersiapkan kegiatan mereka pada hari berikutnya. Briefing ini bertujuan untuk memastikan setiap anggota kelompok memahami tugas dan peran masing-masing dalam rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan.

Dipimpin oleh ketua kelompok, Dhiyan, briefing tersebut dimulai dengan evaluasi singkat atas kegiatan yang sudah mereka lakukan hari itu, diikuti dengan pembahasan rencana kegiatan esok hari. "Kita harus pastikan semua persiapan berjalan lancar, dari alat hingga pembagian tugas. Saya berharap besok kita bisa bekerja lebih efektif lagi," ujar Dhiyan dalam arahannya.

Setiap mahasiswa diberi kesempatan untuk memberikan masukan dan ide, sehingga semua rencana dapat dipersiapkan dengan matang. "Saya usul agar kita mulai lebih pagi supaya waktu kita lebih maksimal," kata Sherin, memberikan saran dalam diskusi.

Selain membahas teknis pelaksanaan, briefing juga menjadi momen untuk membangkitkan semangat dan motivasi. "Kita sudah melakukan yang terbaik hari ini, besok harus lebih baik lagi. Kita harus terus semangat untuk memberikan yang terbaik bagi desa ini," tambah Viona, memberikan dukungan kepada teman-temannya.

Dengan briefing ini, para mahasiswa KKL siap untuk menghadapi tantangan dan tanggung jawab baru di hari berikutnya, dengan tujuan untuk terus memberikan dampak positif bagi masyarakat di Desa Merarai Satu.

Penulis : Siti Farida


Makan Soto Usai Yasinan, Mahasiswa KKL Nikmati Kebersamaan

Makan Soto Usai Yasinan, Mahasiswa KKL Nikmati Kebersamaan


 Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) - Usai melaksanakan yasinan bersama di posko pada Kamis sore, 22 Agustus 2024, mahasiswa KKL kelompok 49 menikmati soto sebagai hidangan penutup hari. Momen makan bersama ini menjadi simbol kebersamaan dan kepuasan setelah seharian penuh melakukan kegiatan yang menguras tenaga dan emosi.

Soto yang disiapkan secara bergotong-royong oleh para mahasiswa ini menjadi sajian hangat yang mengikat kebersamaan di antara mereka. "Setelah yasinan, makan soto bareng-bareng rasanya jadi lebih nikmat. Ini momen yang sangat berarti bagi kami semua," ujar Viona, salah satu mahasiswa yang turut serta dalam kegiatan ini.

Di tengah suasana santai dan penuh canda tawa, mereka saling berbagi cerita tentang pengalaman hari itu, mulai dari bakti sosial di TPU hingga yasinan bersama. "Makan bersama seperti ini membuat kami semakin kompak dan lebih mengenal satu sama lain," ungkap Sintha, mahasiswa lain yang menikmati hidangan tersebut.

Makan soto bersama ini juga menjadi penutup yang sempurna untuk hari yang penuh kegiatan. Dengan perut kenyang dan hati yang puas, para mahasiswa kembali bersemangat untuk melanjutkan pengabdian mereka di desa ini dengan lebih banyak energi dan semangat keesokan harinya.

Penulis : Siti Farida


Ad Placement

Formulir Kontak