
Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id) - Tradisi saweran, sebuah budaya lokal yang masih dijaga hingga kini, kembali terlihat di Desa Merarai Satu saat penampilan kuda lumping barongan kucingan pada Minggu, 18 Agustus 2024. Kesenian tradisional ini tidak hanya memikat penonton dengan atraksi menegangkan, tetapi juga menghadirkan momen yang penuh kehangatan ketika warga memberikan saweran kepada para pemain.
Saat pertunjukan berlangsung, warga desa, baik tua maupun muda, dengan antusias mendekati area pertunjukan sambil membawa uang kertas untuk disawerkan kepada para pemain. Tradisi ini merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan warga terhadap para pemain kuda lumping yang telah menghibur mereka dengan aksi-aksi yang penuh keberanian.
Salah satu penonton, Pak Harjo, mengungkapkan bahwa tradisi saweran ini sudah ada sejak lama dan menjadi bagian dari setiap penampilan kesenian di desa mereka. "Saweran adalah bentuk dukungan kami kepada para pemain. Mereka telah memberikan hiburan yang luar biasa, dan dengan memberikan saweran, kami ingin menunjukkan rasa terima kasih kami," ujarnya.
Para pemain kuda lumping pun menyambut saweran ini dengan senyum penuh kebahagiaan. Saweran yang diberikan warga tidak hanya sebagai penghargaan material, tetapi juga menjadi motivasi bagi mereka untuk terus melestarikan seni tradisional ini. Pertunjukan kuda lumping barongan kucingan tersebut berlangsung dengan meriah, dan tradisi saweran menjadi momen yang dinanti-nantikan oleh semua yang hadir.
Penulis : Siti Farida
EmoticonEmoticon