
Merarai Satu (lp2m.iainptk.ac.id - Pada Minggu, 18 Agustus 2024, lapangan belakang Musholla Nurul Huda di Desa Merarai Satu dipenuhi tawa dan canda saat anak-anak dan remaja desa berkumpul untuk bermain layangan sawangan. Layangan ini tidak seperti layangan biasa, karena ukurannya yang besar dan kemampuannya mengeluarkan suara saat diterbangkan, menambah keseruan bagi siapa saja yang melihatnya.
Anak-anak dengan antusias melibatkan diri dalam permainan ini, menunjukkan keterampilan mereka dalam mengendalikan layangan sawangan di angkasa. Suara khas yang dihasilkan oleh layangan ini saat tertiup angin semakin menambah semarak suasana. Bukan hanya anak-anak, beberapa orang dewasa pun turut membantu anak-anak untuk menerbangkan layangan, menciptakan momen kebersamaan yang penuh kebahagiaan.
"Saya senang sekali bisa bermain layangan sawangan. Suaranya seru dan layangannya besar, jadi agak susah untuk mengendalikannya, tapi itu yang bikin lebih menantang," ujar Fajar, salah satu anak yang ikut bermain.
Kegiatan bermain layangan sawangan ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi ajang bagi anak-anak untuk belajar tentang kerja sama dan ketangkasan. Mereka saling membantu saat layangan terjatuh atau tersangkut, menciptakan ikatan kebersamaan yang kuat di antara mereka. Kegiatan ini menjadi salah satu cara yang efektif untuk melestarikan tradisi lokal di tengah arus modernisasi yang kian kuat.
Penulis : Siti Farida
EmoticonEmoticon