LP2M IAIN PONTIANAK
KKL IAIN Pontianak: Membangun Generasi Emas di PAUD Ceria Desa Sayang Sedayu

KKL IAIN Pontianak: Membangun Generasi Emas di PAUD Ceria Desa Sayang Sedayu


Sayang Sedayu (lp2m.iainptk.ac.id) - Rabu, 31 Juli 2024, menjadi hari yang berkesan bagi masyarakat Desa Sayang Sedayu, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. Kelompok Kuliah Kerja Lapangan (KKL) 39 Sayang Sedayu dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak melaksanakan program mengajar di PAUD Ceria. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan dalam membangun generasi emas sejak usia dini.

Program yang dipimpin oleh Farida, Novianti, dan Dodi ini mendapatkan sambutan hangat dari anak-anak dan para orang tua. Ketiga mahasiswa tersebut mempersembahkan pembelajaran yang menarik dan interaktif, mencakup berbagai aspek pengembangan anak usia dini, seperti kognitif, sosial, dan emosional.

Farida, salah satu pengajar dari KKL 39, mengungkapkan rasa senangnya bisa terlibat langsung dalam mendidik anak-anak. "Ini adalah pengalaman yang luar biasa. Melihat antusiasme dan semangat belajar anak-anak di PAUD Ceria membuat kami semakin termotivasi untuk memberikan yang terbaik," ujarnya.

Ternyata di PAUD ceria ada salah satu peserta didiknya yang spesial, yang berinisial "I", awalnya anak ini normal seperti anak yang lainnya tetapi ketika inisial "I" berumur 3 tahun mengalami kecelakaan dan koma selama 1 Minggu di rumah sakit yang berada di Singkawang  menyebabkan kerusakan pada bagian otak sehingga anak ini lambat untuk menangkap pembelajaran di sekolah.

Selama kegiatan berlangsung, anak-anak diajak untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas seperti bernyanyi, bermain peran, dan kegiatan kreatif lainnya. Hal ini bertujuan untuk merangsang imajinasi dan kreativitas mereka. Para orang tua yang hadir pun turut merasa bahagia dan mendukung penuh program ini.

KKL 39 Sayang Sedayu dari IAIN Pontianak menunjukkan dedikasi yang tinggi dalam pengabdian kepada masyarakat, khususnya dalam bidang pendidikan. Mereka berharap, melalui program ini, anak-anak di Desa Sayang Sedayu dapat meraih masa depan yang lebih cerah dan menjadi generasi emas yang siap menghadapi tantangan global.

Kegiatan mengajar ini merupakan bagian dari upaya IAIN Pontianak dalam menciptakan agen perubahan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Melalui program KKL seperti ini, diharapkan dapat terjalin kerjasama yang erat antara institusi pendidikan dan masyarakat, demi kemajuan bersama.

Penulis : Farida


Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Kelompok 49 Tingkatkan Literasi dan Pengetahuan di Desa Merarai 1

Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Kelompok 49 Tingkatkan Literasi dan Pengetahuan di Desa Merarai 1


Sintang (lp2m.iainptk.ac.id) -  Pada Senin, 29 Juli 2024, kelompok 49 mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan mengajar di Desa Merarai 1, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi dan pengetahuan masyarakat setempat.

Mahasiswa terbagi menjadi beberapa kelompok dan tersebar di berbagai titik strategis di desa tersebut. Mereka mengajar berbagai mata pelajaran, mulai dari matematika, bahasa Indonesia, hingga pendidikan agama Islam. Pendekatan yang digunakan sangat interaktif, dengan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan usia dan kebutuhan peserta didik.

Angga, salah seorang koordinator kegiatan, mengungkapkan bahwa antusiasme masyarakat Desa Merarai 1 sangat tinggi terhadap kegiatan ini. "Kami sangat senang melihat antusiasme mereka belajar. Ini juga menjadi pengalaman berharga bagi kami sebagai mahasiswa untuk bisa berkontribusi langsung pada pendidikan masyarakat," ujarnya.

Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Pemerintah Desa Merarai 1. Para mahasiswa berharap kegiatan ini dapat berlanjut dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi pendidikan di desa tersebut.

Dengan semangat pengabdian dan kolaborasi antara mahasiswa, masyarakat, dan pemerintah lokal, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi kegiatan serupa di tempat lain yang membutuhkan.

Penulis : Zikri Faiqah


Kepemimpinan Inspiratif Kepala Desa Sayang Sedayu, Ruhanas: Teladan bagi Mahasiswa KKL IAIN Pontianak

Kepemimpinan Inspiratif Kepala Desa Sayang Sedayu, Ruhanas: Teladan bagi Mahasiswa KKL IAIN Pontianak


Sayang Sedayu, Sambas (lp2m.iainptk.ac.id) – Terletak di pedalaman Kalimantan Barat, Desa Sayang Sedayu memiliki seorang pemimpin yang patut dijadikan teladan. Ruhanas, Kepala Desa Sayang Sedayu, dikenal sebagai sosok yang bijaksana, dermawan, dan peduli lingkungan. Kepemimpinannya yang inspiratif telah membuat para mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak terkesan.

Ruhanas memulai karirnya sebagai seorang guru SMP di desa tersebut, di mana ia mendedikasikan diri untuk mendidik generasi muda dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Sebagai guru, ia sering mengadakan kegiatan gotong-royong untuk membersihkan lingkungan sekolah dan sekitar desa, menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan dan kelestarian lingkungan.

Setelah pensiun dari dunia pendidikan, Ruhanas beralih ke dunia pemerintahan desa dan terpilih sebagai Kepala Desa Sayang Sedayu. Dengan kepemimpinan yang bijak dan rendah hati, desa ini berkembang pesat. Ruhanas selalu menekankan semangat gotong-royong dan kebersamaan dalam membangun desa, serta sering mengorganisir kegiatan sosial seperti perbaikan infrastruktur desa dan program bantuan untuk warga kurang mampu.

Sifat dermawan Ruhanas juga sangat menonjol, seringkali membantu warga yang membutuhkan, baik secara materi maupun moral. Keberadaan Ruhanas di tengah masyarakat memberikan rasa aman dan nyaman, serta memperkuat ikatan sosial di antara warga desa.

Para mahasiswa KKL IAIN Pontianak yang datang untuk belajar dan berkontribusi di Desa Sayang Sedayu terkesan oleh kepemimpinan Ruhanas. Mereka menyaksikan langsung bagaimana Ruhanas memimpin dengan hati dan memberikan teladan yang baik. Dalam berbagai kesempatan, Ruhanas berbagi pengalaman dan ilmu tentang kepemimpinan serta pentingnya menjaga lingkungan kepada para mahasiswa.

"Pak Ruhanas adalah contoh nyata dari pemimpin yang menginspirasi. Beliau tidak hanya memikirkan kesejahteraan desanya, tetapi juga memberikan perhatian khusus pada pendidikan dan lingkungan," ujar Nurul Farida, salah satu mahasiswa KKL.

Melalui sosok Ruhanas, mahasiswa KKL IAIN Pontianak belajar bahwa kepemimpinan bukan hanya tentang kekuasaan, tetapi juga tentang melayani dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Dengan dedikasi dan ketulusannya, Ruhanas menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati adalah mereka yang mampu mengayomi dan memajukan komunitasnya dengan penuh cinta dan tanggung jawab.

Penulis : Indra Fitri 


Tafakur Alam dan Survey Kebersihan Tempat Wisata Oleh Mahasiswa KKL Sayang Sedayu

Tafakur Alam dan Survey Kebersihan Tempat Wisata Oleh Mahasiswa KKL Sayang Sedayu

 


Sambas (lp2m.iainptk.ac.id) - Pada Minggu, 28 Juli 2024, Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak mengadakan kegiatan Tafakur Alam dan survey kebersihan di Pantai Lestari, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program KKL Sayang Sedayu yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, terutama di kawasan wisata.

Pantai Lestari, yang terkenal dengan keindahan alamnya, menjadi fokus kegiatan ini. Mahasiswa KKL yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari berbagai jurusan, bekerja sama untuk menyusun dan melaksanakan survey kebersihan.

Selain melakukan survey, mereka juga mengadakan Tafakur Alam, yakni merenung dan berdzikir sambil menikmati keindahan alam, sebagai bentuk refleksi dan rasa syukur atas ciptaan Tuhan.

Sapura, koordinator 2 kegiatan ini, menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam meningkatkan kesadaran lingkungan. "Kegiatan Tafakur Alam ini tidak hanya untuk menikmati keindahan alam, tetapi juga untuk menyadarkan kita semua akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

 Survey yang kami lakukan menunjukkan bahwa masih banyak sampah plastik dan organik yang tersebar di sekitar pantai. Kami berharap hasil survey ini bisa menjadi dasar bagi program-program kebersihan lingkungan selanjutnya," ujar Sapura.

Mahasiswa KKL Sayang Sedayu berencana untuk menindaklanjuti hasil survey ini dengan mengajukan program kebersihan lingkungan kepada pemerintah daerah dan masyarakat setempat. Program ini meliputi kampanye edukasi tentang pentingnya mengurangi penggunaan plastik, kegiatan bersih-bersih pantai rutin, serta penyediaan tempat sampah yang memadai di sekitar area wisata.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi kebersihan Pantai Lestari dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Mahasiswa KKL berharap, dengan adanya program-program kebersihan ini, Pantai Lestari dapat menjadi contoh kawasan wisata yang bersih dan terjaga, sekaligus meningkatkan kenyamanan pengunjung.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi mahasiswa KKL, tetapi juga berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan. Semoga ke depan, Pantai Lestari semakin bersih dan indah, serta kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan lingkungan meningkat.

Penulis : Indra Fitri


Kunjungi Ular Raksasa, Mahasiswa KKL IAIN PONTIANAK dibuat Penasaran

Kunjungi Ular Raksasa, Mahasiswa KKL IAIN PONTIANAK dibuat Penasaran

Sambas (lp2m.iainptk.ac.id) – Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) IAIN Pontianak kelompok 39 kembali menemukan hal menarik di Desa Sayang Sedayu. Salah satu hal yang mencuri perhatian adalah seorang warga yang telah memelihara ular sawah selama belasan tahun di rumahnya. Ular tersebut kini memiliki panjang sekitar 4 meter.

Para mahasiswa KKL berkesempatan mengunjungi dan bersilaturahmi dengan pemilik ular, Nasir. Dalam wawancara, Nasir mengungkapkan bahwa ia mulai memelihara ular tersebut sebelum menikah. Ular itu ditemukan dalam kondisi masih anakan di batang pohon karet yang sudah lapuk.

"Saye dapat waktu nureh, masih kecil lalu," ungkap Nasir, menggunakan bahasa Sambas yang berarti ia menemukan ular tersebut saat menyadap pohon karet. 

Mak Teh, seorang tetangga Nasir, menambahkan bahwa ular tersebut pernah hampir dijual, tetapi akhirnya tidak jadi karena ular tersebut menunjukkan reaksi emosional yang membuat Nasir merasa iba. 

"Jak doh suah nak di juol, cuman ular ee sampai nangis-nangis, an Sagal Nasir jadi an jadi Nasir nak jual ee. Padahal dah ade urang cangkaw nak balinye," ujar Mak Teh.

Selama belasan tahun, ular tersebut tetap berada dalam kandang dan hanya keluar saat lepas, menurut penuturan Mak Teh. Ular raksasa ini pernah direncanakan untuk diikutsertakan dalam pawai perayaan 17 Agustus, namun hal tersebut tidak terwujud karena tidak ada pawang ular yang tersedia. Ular ini diberi makan ayam hasil pemberian warga, yang biasanya merupakan ayam yang mati karena sakit atau kecelakaan.

Penulis : Indra Fitri



Mahasiswa IAIN Pontianak Bersama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Gelar Kegiatan Mengajar di MI Miftahul Ulum Sungai Deras

Mahasiswa IAIN Pontianak Bersama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Gelar Kegiatan Mengajar di MI Miftahul Ulum Sungai Deras


Kubu Raya (lp2m.iainptk.ac.id) – Sebanyak 22 mahasiswa dari IAIN Pontianak dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sedang melaksanakan program Kuliah Kerja Lapangan (KKL) mengadakan kegiatan mengajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Miftahul Ulum Sungai Deras.

 Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman praktis kepada mahasiswa sekaligus memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat, khususnya di bidang pendidikan.

Rombongan mahasiswa ini terdiri dari 10 mahasiswa dari masing-masing institusi, yang terbagi menjadi dua kelompok. Mereka disambut hangat oleh Kepala Sekolah MI Miftahul Ulum, beserta guru dan staf sekolah.

Dalam sambutannya, Kepala Sekolah menyampaikan apresiasi dan harapan agar kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi para siswa-siswi dan meningkatkan semangat belajar mereka.

Selama kegiatan berlangsung, mahasiswa mengajar berbagai mata pelajaran dengan metode interaktif dan menyenangkan. Materi yang disampaikan mencakup Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan lainnya.

Selain itu, mereka juga melibatkan siswa-siswi dalam berbagai kegiatan interaktif untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan mereka.

Kegiatan ini juga diisi dengan sesi tanya jawab yang direspon dengan antusias oleh siswa-siswi. Para siswa sangat aktif bertanya dan berdiskusi mengenai materi yang diajarkan, mencerminkan semangat belajar yang tinggi.

Pada penutupan kegiatan, mahasiswa menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak sekolah yang telah memberikan kesempatan untuk melaksanakan kegiatan mengajar di MI Miftahul Ulum.

Kepala Sekolah MI Miftahul Ulum berharap bahwa kegiatan ini dapat memberikan kontribusi dalam memperdalam pengetahuan siswa-siswi, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan.

"Kami berharap mahasiswa IAIN Pontianak dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dapat memberikan kontribusi yang signifikan, terutama dalam hal pengetahuan yang lebih mendalam kepada siswa-siswi kami," ujar Kepala Sekolah MI Miftahul Ulum.

Penulis : Rahmad Hidayat 
Kepala Desa Kampung Baru: 'Mahasiswa IAIN Pontianak Disambut Penuh Sukacita

Kepala Desa Kampung Baru: 'Mahasiswa IAIN Pontianak Disambut Penuh Sukacita


Kubu Raya (lp2m.iainptk.ac.id) – Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) IAIN Pontianak melaksanakan kegiatan pembukaan dan serah terima KKL di Kampung Baru, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka penyerahan mahasiswa KKL untuk tahun 2024 dan berlangsung di Balai Desa Kampung Baru pada Jumat, 26 Juli 2024.

Acara pembukaan dimulai dengan kata sambutan dari dosen pembimbing mahasiswa IAIN Pontianak, diikuti oleh sambutan dari ketua koordinator dan kepala desa Kampung Baru. Dalam sambutannya, dosen pembimbing menyampaikan bahwa kegiatan KKL ini merupakan salah satu kewajiban yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa IAIN Pontianak. 

"Kegiatan KKL ini dimulai pada 25 Juli 2024 dengan tujuan agar mahasiswa IAIN Pontianak dapat berkontribusi di lingkungan masyarakat dan belajar menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dalam kehidupan nyata," ungkap Rianda Hanis, S.EI., ME., dosen pembimbing mahasiswa KKL IAIN Pontianak.

Usai kata sambutan dari dosen pembimbing, kepala desa Kampung Baru menyampaikan apresiasi kepada seluruh mahasiswa IAIN Pontianak yang telah bersedia melaksanakan KKL di desa Kampung Baru. Beliau memberikan penghormatan kepada dosen pembimbing yang hadir dan menyatakan rasa bangga atas kedatangan mahasiswa ke desa Kampung Baru. Kepala desa juga memberikan pesan kepada masyarakat Kampung Baru untuk menjadi tuan rumah yang baik. Kasran, kepala desa Kampung Baru, menyambut kedatangan mahasiswa dengan penuh sukacita.

Acara pembukaan dihadiri oleh sekitar 20 warga desa, termasuk tokoh masyarakat, penduduk setempat, dan anak-anak. Salah satu tujuan acara ini adalah untuk meresmikan kegiatan KKL dan menjalin hubungan baik antara mahasiswa dan masyarakat Kampung Baru. Diharapkan, kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat, sebagaimana diungkapkan oleh ketua koordinator KKL Kampung Baru dalam acara pembukaan tersebut.

Penulis :  Nabil Iman Akbari


Saro'an Buang Abu Rumah Mak Ning, Mahasiswa KKL Sayang Sedayu Lestarikan Budaya Setempat

Saro'an Buang Abu Rumah Mak Ning, Mahasiswa KKL Sayang Sedayu Lestarikan Budaya Setempat


Sambas (lp2m.iainptk.ac.id) - Senin, 29 Juli 2024, mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) IAIN Pontianak menghadiri undangan dari masyarakat setempat untuk acara Buang Abu di kediaman Mak Ning, Desa Sayang Sedayu, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Saroan adalah istilah yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk menyebut undangan dari komunitas, biasanya diwakili oleh laki-laki dewasa. Selain saroan, masyarakat Desa Sayang Sedayu juga mengenal tradisi Buang Abu. Buang Abu adalah budaya setempat yang merayakan atau mengadakan tasyakuran untuk anak yang telah dikhitan atau disunat.

Kehadiran mahasiswa KKL di acara Buang Abu di rumah Mak Ning memberikan kesempatan bagi mereka untuk memahami dan melestarikan budaya lokal yang harus dipertahankan di tengah zaman modern yang serba praktis. 

Mahasiswa KKL disambut dengan makanan khas yang menggugah selera, seperti ketupat, ukal inti, dan buah ulu. Ketupat terbuat dari beras ketan atau yang di Sambas disebut beras pulut, dikemas dalam kerubung daun kelapa. Sementara ukal inti merupakan olahan tepung yang berisi kelapa dan gula merah, dibalut daun pisang.

Yuli, salah seorang mahasiswa KKL, mengungkapkan rasa syukurnya atas undangan tersebut. "Alhamdulillah, diundang berarti masyarakat peka terhadap kehadiran kita," ujar Yuli.

Penulis : Indra Fitri 


Jelang Gelar Program Mahir Teknologi, Mahasiswa KKL Sayang Sedayu lakukan Sosialisasi

Jelang Gelar Program Mahir Teknologi, Mahasiswa KKL Sayang Sedayu lakukan Sosialisasi

Sambas (lp2m.iainptk.ac.id) – Dalam rangka menyukseskan Program Mahir Teknologi yang akan segera digelar, mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari Sayang Sedayu mengadakan sosialisasi di SMP Negeri 3 Pimpinan, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. Sosialisasi ini berlangsung pada Senin, 29 Juli 2024, dan dipimpin oleh Ade Mutia, Nuruliza, serta Dodi.

Kegiatan sosialisasi ini disambut hangat oleh Kepala Sekolah, Ribud Rinardi. Dalam sambutannya, Ribud Rinardi menyampaikan pentingnya penguasaan teknologi di era digital saat ini. "Kami sangat mengapresiasi inisiatif mahasiswa KKL dari Sayang Sedayu yang telah memilih sekolah kami sebagai lokasi sosialisasi. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan wawasan dan keterampilan baru bagi siswa kami," ujarnya.

Ade Mutia, salah satu mahasiswa yang melakukan sosialisasi sekaligus penanggung jawab program selama KKL berlangsung dari 25 Juli s.d 2 September menjelaskan bahwa tujuan utama dari Program Mahir Teknologi adalah untuk meningkatkan literasi digital dan keterampilan teknologi di kalangan siswa. 

"Kami ingin siswa-siswa di sini mampu memanfaatkan teknologi secara positif dan produktif. Program ini mencakup berbagai pelatihan dasar seperti word, Excel dan powerpoint untuk memudahkan proses belajar mengajar" tutur Ade.

Nuruliza menambahkan bahwa kegiatan sosialisasi ini juga melibatkan praktek langsung agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. "Kami mengadakan sesi praktek di mana siswa bisa langsung mencoba menggunakan berbagai aplikasi dan perangkat teknologi yang kami perkenalkan. Dengan cara ini, kami berharap siswa bisa lebih cepat dan mudah menguasai keterampilan baru," jelas Nuruliza.

Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan para siswa SMP Negeri 3 Pimpinan dapat berpartisipasi selama program berjalan dan output dari program ini ialah menjadikan siswa lebih siap menghadapi tantangan di era digital dan mampu memanfaatkan teknologi secara bijak dan produktif. Program Mahir Teknologi ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menciptakan generasi yang cerdas dan melek teknologi.

Penulis : Indra Fitri 


 

Mahasiswa KKL IAIN PTK Ajarkan Empat Kalimat Ajaib di PAUD Ceria Sayang Sedayu

Mahasiswa KKL IAIN PTK Ajarkan Empat Kalimat Ajaib di PAUD Ceria Sayang Sedayu


Teluk Keramat, Sambas (lp2m.iainptk.ac.id) - 30 Juli 2024  Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak (IAIN PTK) baru-baru ini melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di PAUD Ceria Sayang Sedayu, Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Dalam kegiatan ini, mereka memperkenalkan dan mengajarkan empat kalimat ajaib kepada anak-anak peserta didik di PAUD Ceria sebagai bagian dari program pendidikan karakter.

Keempat kalimat ajaib tersebut adalah "Terima kasih," "Maaf," "Tolong," dan "Permisi," yang dianggap penting dalam pembentukan sikap sopan santun dan komunikasi yang baik. Melalui permainan interaktif dan cerita, mahasiswa membantu anak-anak memahami dan mempraktikkan penggunaan kalimat-kalimat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

"Alhamdulillah, dengan adanya mahasiswa KKL ini, saya merasa terbantu. Kita sama-sama saling bantu," ujar Juraida, guru di PAUD Ceria.

Kegiatan ini juga merupakan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkontribusi langsung dalam pendidikan karakter anak-anak. 

"Alhamdulillah, dari pengalaman mengajar ini, saya merasa keberadaan saya dalam program KKL IAIN Pontianak Tahun 2024 mendorong untuk terus bermanfaat kepada masyarakat," ungkap Dinda.

Inisiatif ini disambut antusias oleh anak-anak dan staf PAUD Ceria Sayang Sedayu, yang merasa bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat untuk perkembangan sosial dan emosional anak-anak. Semoga kegiatan ini dapat memberikan dampak positif pada sistem pendidikan, khususnya di PAUD Ceria dan PAUD lainnya di desa Sayang Sedayu.

Penulis : Indra Fitri


Ad Placement

Formulir Kontak