
Para mahasiswa KKL berkesempatan mengunjungi dan bersilaturahmi dengan pemilik ular, Nasir. Dalam wawancara, Nasir mengungkapkan bahwa ia mulai memelihara ular tersebut sebelum menikah. Ular itu ditemukan dalam kondisi masih anakan di batang pohon karet yang sudah lapuk.
"Saye dapat waktu nureh, masih kecil lalu," ungkap Nasir, menggunakan bahasa Sambas yang berarti ia menemukan ular tersebut saat menyadap pohon karet.
Mak Teh, seorang tetangga Nasir, menambahkan bahwa ular tersebut pernah hampir dijual, tetapi akhirnya tidak jadi karena ular tersebut menunjukkan reaksi emosional yang membuat Nasir merasa iba.
"Jak doh suah nak di juol, cuman ular ee sampai nangis-nangis, an Sagal Nasir jadi an jadi Nasir nak jual ee. Padahal dah ade urang cangkaw nak balinye," ujar Mak Teh.
Selama belasan tahun, ular tersebut tetap berada dalam kandang dan hanya keluar saat lepas, menurut penuturan Mak Teh. Ular raksasa ini pernah direncanakan untuk diikutsertakan dalam pawai perayaan 17 Agustus, namun hal tersebut tidak terwujud karena tidak ada pawang ular yang tersedia. Ular ini diberi makan ayam hasil pemberian warga, yang biasanya merupakan ayam yang mati karena sakit atau kecelakaan.
Penulis : Indra Fitri
EmoticonEmoticon