Selakau Tua (lp2m.iainptk.ac.id) 28 Agustus 2024 — Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kelompok 40 dari IAIN Pontianak baru-baru ini berbaur dengan masyarakat Desa Selakau Tua, Kecamatan Selakau Timur, Kabupaten Sambas, untuk mempelajari tata cara memasak menggunakan alat tradisional. Desa Selakau Tua, yang terletak di Kalimantan Barat, masih memegang teguh tradisi dalam cara memasak sehari-hari.
Di desa ini, meskipun kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar di banyak tempat, sebagian besar warga tetap setia menggunakan tungku kayu api untuk kegiatan memasak di rumah. Tungku kayu api telah digunakan oleh masyarakat desa selama beberapa generasi dan dianggap memiliki nilai sejarah dan budaya yang kuat. Bagi warga Desa Selakau Tua, tungku ini bukan hanya alat memasak, melainkan simbol tradisi dan hemat biaya, karena kayu bakar yang digunakan mudah didapatkan dari hutan-hutan di sekitar desa.
Makanan yang dimasak dengan tungku kayu api dianggap memiliki cita rasa yang lebih lezat dibandingkan dengan yang dimasak menggunakan kompor gas atau listrik. "Ada aroma khas yang dihasilkan oleh asap kayu saat memasak, dan itu membuat makanan menjadi lebih nikmat," ujar Mijon, seorang warga setempat.
Namun, penggunaan tungku kayu api juga menghadapi tantangan. Menyiapkan kayu bakar memerlukan waktu dan tenaga, terutama saat musim hujan ketika kayu menjadi basah dan sulit menyala. Meskipun demikian, masyarakat Desa Selakau Tua tetap mempertahankan cara memasak ini sebagai bagian dari tradisi yang diwariskan oleh leluhur mereka.
Pihak pemerintah dan LSM setempat tengah berupaya memperkenalkan teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Namun, masyarakat Desa Selakau Tua tetap bijak dalam memilih metode yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Penggunaan tungku kayu api di desa ini mencerminkan keterbatasan akses terhadap energi modern dan menunjukkan bagaimana masyarakat desa tetap setia pada tradisi sambil beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Penulis : Muhammad Aidil
EmoticonEmoticon