
Punggur Kecil (lp2m.iainptk.ac.id) - Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Kelompok 18 mahasiswa IAIN Pontianak berpartisipasi membantu masyarakat dalam budidaya timun desa Punggur Kecil Jalan Parit Rintis Baru Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya. Kegiatan ini adalah salah satu program kerja KKL yang bertujuan untuk membantu aktivitas pertanian masayarakat. (31/7/2024).
Sebagian besar masyarakat Desa Punggur Kecil khususnya di jalan Rintis Baru mengelola berbagai macam tanaman, di antaranya ialah kangkung, sayur bayam, singkong, tomat, mentimun, nanas, jagung dan padi. Cara bertani mereka ialah dengan cara tumpang sari, yakni mengombinasikan dua jenis tanaman. Seperti menanam timun dengan jahe.
Hasan, salah satu warga desa Punggur Kecil sudah 30 tahun berkecimpung dalam dunia pertanian memanfaatkan lahan miliknya untuk menanam timun. Proses penanaman yang dilakukan ialah tanam benih langsung.
Sebelum menanan benih timun, Hasan terlebih dahulu membuat bedengan dengan ukuran panjang 30 meter dan lebar 20 meter sebanyak 20 bedeng. Bedengan adalah gundukan tanah yang terdapat pada lahan budidaya tanaman hortikultura.
Setelah membuat bedengan, Hasan melakukan penyemaian menggunakan abu bakar, setelah itu, Hasan membuat lubang dengan ukuran 40-50 cm, dalam satu lubang diisi dengan satu hingga dua biji.
“Kita membuat bedengan dengan ukuran panjang 30 meter dan lebar 20 meter sebanyak 20. Setelah itu kita melakukan penyemaian dengan abu yang sudah dibakar. kemudian membuat lubang 40 sampai 50 cm. Satu lubang itu satu biji atau dua biji. Mengapa ada yang ditanam dua dan ada yang ditanam satu, takutnya tidak ada yang tumbuh,” Jelas Hasan
Saat berumur satu minggu tanaman timun itu mulai tumbuh, Hasan melakukan pemupukan awal yakni menggunakan tanah yang sudah dibakar, kotoran ayam dan pupuk MPK yang digabung menjadi satu. Pupuk MPK berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar dan pembungaan serta mencegah kerontokan bunga dan buah.
Apabila ada tanaman yang mati atau gagal tumbuh, maka Hasan melakukan penyulaman ulang dengan benih baru. Pada minggu kedua, setelah pemupukan, Hasan melakukan pembumbunan untuk memperkuat berdirinya batang dan perakaran tanaman timun.
Proses pembumbunan ini diiringi dengan sanitasi lahan yakni pembersihan rumput disekitar tanaman. Selanjutnya untuk pemeliharaan tanaman timun dari hama, Hasan melakukan penyemprotan dan penyiraman seminggu dua kali menggunakan racun insektisida.
“Jadi setelah beberapa hari, satu minggu kemudian, itukan mulai tumbuh lalu kite pupuk. Pada minggu kedua kita kasi abu bakar atau kotoran ayam dan kita gabungkan dengan pupuk MPK, baru kita dibumbun, diambilkan tanah. Supaye ndak ade ulat dalam seminggu dua kali kita racun menggunakan racun insektisida biar tidak kena hama sampai panen,” ucapnya
Saat berumur 35 hari timun sudah mulai panen. Panen berlangsung selama 15 hari dan dapat dilakukan secara bertahap, umumnya dilakukan setiap dua hari sekali. Pada panen awal, Hasan menghasilkan 3 karung timun dengan kisaran 150 kilogram. Panen kedua dan ketiga mencapai 200 hingga 250 kilogram.
“Untuk panen itu 35 hari udah mulai panen. Masa panen sendiri bisa sampai 15 hari dan dilakukan sertiap dua hari sekali. Saat panen pertama itu bisa mencapai 3 karung atau sekitar 150 kilogram. Panen kedua sampai panen kelima itu bisa 200 hingga 250 kilogram. Kalau lahannya itu lembab, bisa mencapai belasan kali kita panen.” Jelas Hasan
Hasan mengucapkan terimakasih kepada mahasiswa KKL Kelompok 18 yang sudah membantu dalam proses penanaman timun dilahan miliknya.
“Terimakasih kalian telah membantu walaupun kalian masih belajar tapi bisa meringankan kami untuk dalam kegiatan pertanian. Walaupun kalian bukan jurusan pertanian kami bangga dengan kalian karena kalian tidak merasa malu, kami ucapkan terimakasih atas bantuan kalian.” Ungkapnya
Penulis: Qudsiyah
EmoticonEmoticon