
Punggur Kecil (lp2m.iainptk.ac.id) - Tahlilan dalam memperingati 7 hari meninggalnya kerabat pak Hasan di Parit Rintis Baru dihadiri oleh mahasiswa KKL 18 IAIN Pontianak dan masyarakat Parit Rintis Desa Punggur Kecil, Kecamatan Sungai Kakap Kabupaten Kubu Raya, pada Kamis (9/8/2024).
Tradisi tahlilan ini merupakan kegiatan mengenang dan mendoakan orang yang sudah meninggal dunia. Proses tahlilan meliputi pembacaan surah Yasin, tahlil dan do’a bersama yang dilaksanakan setelah sholat maghrib. Kemudian setelah itu pemberian sedekah makanan kepada para tamu yang hadir.
Dalam tradisi masyarakat Madura, tahlilan dilakukan berturut-turut selama 7 hari setelah seseorang meninggal dunia. Kemudian tradisi tahlilan ini juga dilakukan pada hari ke-40, hari ke-100, hari ke-1000 dan peringatan satu tahun kematian seseorang.
“Tahlilan dilakukan selama 7 hari berturut-turut, pada hari ke 40, 100 dan peringatan satu tahun. Alhamdulillah kita kasi hidangan sebagai bentuk sedekah, dan ini bebas tergantung kita mau sedekah,” ucap Muslimah
Keunikan lainnya dalam tradisi tahlilan yang dilakukan oleh masyarakat Madura ialah pajemu’ atau bejemuk. Bejemuk adalah hidangan makanan dalam satu atau beberapa wadah yang menjadi simbol selamatan yang dikhususkan pada malam ganjil seperti malam ketiga dan ketujuh setelah kematian. Ciri khas makanan dalam acara bejemuk adalah nasi dan lauk, pulut, apam, cucur, serabi, lepat, ketupat, dodol dan uang.
“Setiap malam ketujuh ada hidangan kue dan uang yang disebut dengan Bejemuk dalam bahasa Madura itu Rebbe. Ini sebagai sedekah keluarga yang ditinggalkan. Sebenarnya tidak nentu, tapi kalau ada rejeki kita sedekah. Biasanya kita adakan pada hari pertama, ketujuh, hari ke-40, ke-100, seribu harinya dan peringatan tiap tahunnya.” ujarnya Muslimah
Penulis: Qudsiyah
Mantap
BalasHapus