Tradisi Saro'an: Kelompok KKL 38 Jawai Selatan Sambas Ikut Memperingati Haul 100 Hari Di Desa Sarilaba A - LP2M IAIN PONTIANAK

Tradisi Saro'an: Kelompok KKL 38 Jawai Selatan Sambas Ikut Memperingati Haul 100 Hari Di Desa Sarilaba A

Tradisi Saro'an: Kelompok KKL 38 Jawai Selatan Sambas Ikut Memperingati Haul 100 Hari Di Desa Sarilaba A


 Sarilaba A (lp2m.iainptk.ac.id) 29 Juli 2024 – Mahasiswa Sambas-Jawai Selatan mendapatkan kesempatan istimewa untuk mengikuti langsung tradisi lokal "saro'an" di Desa Sarilaba A. Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak diundang oleh salah satu warga desa untuk menghadiri acara Haul, yaitu mengenang orang yang telah tiada. 

Tradisi saro'an, yang merupakan makan bersama dalam rangka memperingati haul, menjadi momen berharga bagi mahasiswa KKL untuk memahami lebih dalam budaya setempat. Undangan yang disampaikan untuk pukul 10 pagi disambut dengan antusias oleh seluruh anggota kelompok, baik laki-laki maupun perempuan.

"Kami sangat berterima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk ikut serta dalam tradisi ini," ujar Anif, salah satu mahasiswa. "Pengalaman ini sungguh berharga bagi kami untuk memahami kekayaan budaya lokal," tambahnya.

Setibanya di lokasi, sesuai dengan adat setempat, kelompok laki-laki terlebih dahulu melakukan tahlilan dan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Sementara itu, kelompok perempuan menunggu giliran mereka sambil berbaur dengan ibu-ibu warga desa.

Tradisi makan "be saprah" menjadi pengalaman unik bagi para mahasiswa KKL. Mereka duduk berkelompok, masing-masing terdiri dari enam orang, mengelilingi hidangan yang disajikan. Menu yang dihidangkan mencerminkan kekayaan kuliner lokal, sesuai dengan keinginan tuan rumah.

"Cara makan bersama seperti ini sangat menarik dan mencerminkan semangat kebersamaan yang kuat dalam masyarakat," ujar Yoga Pradana, ketua kelompok KKL 38. "Makan be saprah juga menjadi salah satu tempat diskusi yang nyaman, selagi menyantap makanan," tambahnya.

Pengalaman ini tidak hanya memberikan kesempatan bagi mahasiswa KKL untuk mencicipi hidangan lokal, tetapi juga untuk merasakan langsung kehangatan dan keramahtamahan masyarakat Desa Sarilaba A. Tradisi saro'an ini menjadi salah satu momen paling berkesan selama masa KKL mereka, memberikan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang masih kuat terjaga dalam kehidupan masyarakat desa.

Keikutsertaan kelompok KKL 38 dalam tradisi saro'an ini menjadi bukti nyata bahwa program KKL tidak hanya berfokus pada pengabdian masyarakat, tetapi juga memberikan kesempatan berharga bagi mahasiswa untuk belajar dan menghargai kearifan lokal. Pengalaman ini diharapkan akan memperkaya wawasan budaya mereka dan memperkuat ikatan antara mahasiswa dengan masyarakat setempat.

Penulis : Nur Hafiza



EmoticonEmoticon

Ad Placement

Formulir Kontak