Makna Ritual Penyemprotan Parfum saat Pembacaan Serakal dalam Tradisi Saprahan Melayu Sambas - LP2M IAIN PONTIANAK

Makna Ritual Penyemprotan Parfum saat Pembacaan Serakal dalam Tradisi Saprahan Melayu Sambas

Makna Ritual Penyemprotan Parfum saat Pembacaan Serakal dalam Tradisi Saprahan Melayu Sambas

 


Desa Selakau Tua, (lp2m.iainptk.ac.id) Rabu, 28 Agustus 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kelompok 40 dari IAIN Pontianak mendapatkan wawasan mendalam tentang makna penyemprotan parfum pada saat pembacaan Serakal dalam tradisi Saprahan Melayu Sambas. Tradisi ini bukan sekadar acara makan bersama, tetapi juga mencakup berbagai ritual yang memiliki makna spiritual dan budaya yang mendalam.

Dalam budaya Melayu Sambas, pembacaan Serakal merupakan momen sakral yang dilakukan sebelum acara makan dimulai. Serakal adalah doa atau zikir yang dibacakan untuk memohon keberkahan dan keselamatan bagi semua yang hadir. Sebelum doa dimulai, ada kebiasaan menyemprotkan parfum ke sekeliling ruangan, sebuah tindakan yang memiliki makna simbolis yang kaya dan mendalam.

Norhan, seorang tokoh masyarakat di Desa Selakau Tua, menjelaskan bahwa penyemprotan parfum saat pembacaan Serakal melambangkan penyucian dan penyegaran suasana. "Di tengah keramaian, mungkin ada di antara kita yang tidak sempat mencuci bajunya. Dengan menyemprotkan parfum yang harum, kita tidak hanya menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan suci untuk beribadah, tetapi juga mengusir energi negatif," ujar Norhan.

Selain itu, penyemprotan parfum juga berfungsi sebagai simbol penghormatan terhadap tamu-tamu yang hadir. Dalam budaya Melayu Sambas, tamu dianggap sebagai sosok yang sangat dihormati, dan menyemprotkan parfum adalah salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat dan keikhlasan tuan rumah dalam menyambut mereka. Keharuman parfum yang menyebar di ruangan dianggap sebagai tanda sambutan yang hangat dan penuh kasih sayang.

Ritual ini juga mencerminkan keindahan dalam budaya Melayu Sambas. Keharuman parfum menambah kesan sakral dan khusyuk, sehingga para peserta dapat lebih khidmat dalam mengikuti jalannya doa dan zikir. Hal ini sejalan dengan nilai-nilai dalam budaya Melayu yang selalu mengedepankan keindahan, kesucian, dan keharmonisan dalam setiap aspek kehidupan.

Dengan demikian, penyemprotan parfum saat pembacaan Serakal dalam budaya Saprahan Melayu Sambas bukan hanya sekadar tradisi, tetapi juga mengandung makna simbolis yang memperkuat nilai-nilai spiritual, sosial, dan estetika dalam masyarakat. Mahasiswa KKL kelompok 40 belajar bahwa tradisi ini adalah salah satu cara masyarakat Melayu Sambas menjaga keseimbangan antara spiritualitas dan adat istiadat, menciptakan harmoni dalam kehidupan sehari-hari.

Penulis : Muhammad Aidil



EmoticonEmoticon

Ad Placement

Formulir Kontak