Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Kunjungi UMKM Dawis Keluarga Bersama di Tayan Hilir - LP2M IAIN PONTIANAK

Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Kunjungi UMKM Dawis Keluarga Bersama di Tayan Hilir

Mahasiswa KKL IAIN Pontianak Kunjungi UMKM Dawis Keluarga Bersama di Tayan Hilir

 


Tayan Hilir (lp2m.iainptk.ac.id) 5 Agustus 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dari IAIN Pontianak yang berada di Posko 47 Sanggau-Tayan ini melakukan kunjungan ke Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Dawis Keluarga Bersama di Desa Pedalaman, Tayan Hilir. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari proses produksi sambal Keronceng Ubi, salah satu produk khas yang dikelola oleh masyarakat setempat.

Selama kunjungan, mahasiswa didampingi oleh ketua UMKM Dawis Keluarga Bersama, Ibu Musjalina, bersama rekan-rekannya yaitu Ibu Urai Isnadiah, Ibu Raden Wiwin Sudarsih, Ibu Nurmina Siregar, dan Ibu Raden Yeni Yarti. Mereka memberikan penjelasan mendetail tentang tahapan produksi sambal, mulai dari pemilihan ubi berkualitas, pengolahan bahan baku, hingga teknik pengemasan. Mahasiswa juga turut terlibat langsung dalam proses produksi, termasuk menyiapkan bahan, mengecek kualitas sambal, dan mengemas produk.

Selain sambal keronceng ubi, UMKM ini juga memproduksi amplang ikan belidak, makanan khas yang juga banyak diminati. Salah satu mahasiswa KKL sempat menanyakan jumlah produksi yang dilakukan UMKM tersebut. "Dalam sekali produksi, berapa banyak Bu, keronceng berapa kg dan amplang berapa kg?" tanya mahasiswa tersebut. 

Ibu Musjalina menjelaskan bahwa jumlah produksi tergantung pada permintaan di warung-warung setempat. "Kalau sudah 2 minggu tidak nitip, biasanya kami produksi 40 kg keronceng, kalau amplang sekitar 18 kg," jelasnya.

Untuk pengemasan, UMKM Dawis Keluarga Bersama menggunakan label produk yang dibuat secara mandiri dengan kertas HVS biasa yang dicetak sendiri dan ditempel menggunakan double tape. "Ini adalah upaya agar lebih hemat biaya. Jadi label produk kita buat sendiri," ungkap salah satu anggota UMKM.

Ketika ditanya mengenai penjualan online, anggota UMKM mengungkapkan bahwa mereka sudah mencoba menjual produk melalui WhatsApp, tetapi hasilnya kurang produktif. "Jadi kami lebih fokus jualan langsung dengan menitipkan di warung-warung dan menerima pesanan langsung," tambahnya.

Kunjungan ini tidak hanya memberikan wawasan praktis kepada mahasiswa tentang dunia UMKM dan proses produksi makanan, tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal. Mahasiswa dapat memahami potensi produk lokal yang ada serta memperkuat hubungan antara akademisi dan pelaku usaha mikro di daerah terpencil. Kegiatan ini juga mendorong upaya pelestarian dan promosi produk-produk lokal.

Penulis: Dian Cahyani



EmoticonEmoticon

Ad Placement

Formulir Kontak