
Anjongan (lp2m.iainptk.ac.id) 9 Agustus 2024 – Sejumlah 27 Mahasiswa/i IAIN Pontianak dan UIN Mataram dalam program KKL Kolaborasi Nasional lakukan kunjungan ke salah satu paguyuban Reyog Ponorogo di Kampung Jagu Anjogan. Pelaksanaan tersebut dilakukan sebagai bentuk menjalin silaturahmi antara mahasiswa dengan tokoh kebudayaan dan tokoh masyarakat yang ada di Anjongan, serta penanaman nilai-nilai kebudayaan yang mestinya harus selalu dilestarikan.
Dalam kunjungan tersebut kami disambut baik dan berkesempatan bertemu langsung dengan salah satu pendiri paguyuban Reyog Ponorogo di Kampung Jagu tersebut yakni Pak’de Sarni. Beliau merupakan salah seorang dari 8 orang lainnya (kurang lebih) pendiri paguyuban Reyog Ponorogo yang mana paguyuban tersebut bernama Paguyuban Sardulo Seto Anjongan. Kami juga bertemu dengan beberapa peronil senior di paguyuban sardulo seto, mereka juga menyambut baik dan bahkan menawarkan untuk bisa melihat langsung proses latihannya.
Husnul Khaliqin selaku ketua kelompok menyampaikan bahwa kunjungan ini dilakukan dengan harapan agar kami selaku mahasiswa/i tidak pernah pernah lupa dan apatis dengan kebudayaan bangsa yang sudah lama ada dan merupakan identitas bangsa.
Hal tersebut juga ditanggapi baik oleh Pak’de Sarni sehingga banyak sekali penjelasan mengenai sejarah dari Reyog Ponorgo ini, baik dari awal hadirnya hiburan rakyat Reyog Ponorogo sampai dengan sejarah awal mula berdirinya Paguyuban Reyog Ponorogo di Anjongan.
Pak’de Sarni menuturkan bahwa awal mula menggeluti Reyog Ponorogo ialah sejak masih di sekolah dasar. Selain Reyog Ponorogo, Pak’de Sarni juga mahir dalam bidang kesenian lainnya seperti wayangan, musik tradisional kejawen dan kesenian lainnya.
“Paguyuban Sardulo Seto Anjongan merupakan satu-satunya sanggar di Kabupaten Mempawah yang memiliki tarian singo barong, yang mana disanggar lain hanya memiliki tarian kuda atau jaran kepang, tarian celeng, ganongan dan barongan”, ujar pak’de Sarni.
Dalam ungkapan selanjutnya Pak’de Sarni juga mengatakan bahwa Paguyuban Sardulo Seto Anjongan ini sudah berdiri selama 30 tahun, yakni sejak tahun 1994 masehi.
Kunjungan tersebut pun diakhiri dengan pesan dan kesan Pak’de Sarni kepada mahasiswa/i KKL Anjungan. Ia mengatakan bahwa sebagai orang yang berpendidikan tinggi, mahasiswa/i mestilah mampu untuk menjaga dan melestarikan budaya bangsa, tidak hanya Reyog Ponorogo melainkan budaya warisan nenek moyang kita yang lain juga.
Sebagai masyarakat yang hidup di negeri keberagaman banyak keistimewaan yang mestinya perlu dihormati dan pastinya tidak keluar dari syara’ yang ada. Sebagai mahasiswa muslim menjaga kelestarian budaya juga dengan memberikan pemahaman masyarakat tentang keseimbangan antara akidah dan budaya sehingga mampu mewujudkan hakikat dari keistimewaan budaya tersebut.
Penulis : Yogie
EmoticonEmoticon