Adaptasi Guru MAN Bengkayang Hadapi Perubahan dengan Pelatihan AI
MAN Bengkayang, madrasah aliyah di pelosok Kalimantan Barat, menghadapi tantangan besar untuk beradaptasi dengan perubahan dalam dunia pendidikan digital. Jarak yang jauh dari pusat kota membuat akses mereka terhadap teknologi terkini sering kali terbatas. Menyadari kebutuhan ini, Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Pontianak, dengan dukungan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), menyelenggarakan pelatihan “Penelitian Tindakan Kelas Berbasis Artificial Intelligence bagi Guru.” Program ini dipimpin oleh Ibu Helva Zurayah, M.Ag, dan dilaksanakan di lapangan oleh Ibu Nopita Sari, M.Pd. Salah satu narasumber yang turut hadir adalah Feni Nurhaliza, S.Pd., seorang praktisi AI dalam pendidikan, yang memberikan wawasan penting bagi para guru.
Pelatihan ini bertujuan membantu para guru MAN Bengkayang beradaptasi dengan perubahan besar dalam teknologi, terutama dalam memanfaatkan AI untuk penelitian tindakan kelas. Ibu Nopita menjelaskan bahwa AI adalah alat praktis yang bisa meringankan beban para guru, terutama dalam hal evaluasi dan analisis hasil belajar siswa. Bagi MAN Bengkayang, kegiatan ini menjadi kesempatan berharga untuk meningkatkan kualitas pengajaran dengan cara yang lebih modern dan relevan.
Dalam sambutannya, Bapak Kaprodi PAI IAIN Pontianak, Dr. Syamsul Kurniawan, S.Th.I., M.S.I., menegaskan pentingnya pengabdian masyarakat dalam membantu guru-guru di pelosok agar lebih mudah beradaptasi dengan perubahan teknologi. Menurutnya, pelatihan ini merupakan bagian penting dari tanggung jawab sosial akademisi untuk memfasilitasi masyarakat, khususnya dalam pendidikan, agar lebih siap menghadapi era digital.
Sambutan positif juga datang dari Kepala Madrasah MAN Bengkayang, Bapak Ridwan, S.Pd., yang menyambut baik pelatihan ini. “Dengan adanya teknologi AI, pekerjaan guru dapat lebih mudah dan tepat sasaran, dan hal ini sangat diperlukan untuk menghadapi perubahan zaman,” ujar Ridwan. Baginya, pelatihan ini menjadi solusi bagi para guru untuk beradaptasi dan memanfaatkan teknologi yang mendukung pembelajaran yang lebih efektif.
Sesi pertama pelatihan diawali dengan pengenalan dasar tentang AI dan aplikasinya dalam penelitian tindakan kelas. Para guru sangat antusias mengikuti materi yang dibawakan oleh Ibu Nopita Sari. Sesi ini menjadi semakin menarik dengan kehadiran Feni Nurhaliza, S.Pd., sebagai narasumber utama. Feni, seorang praktisi AI di bidang pendidikan, berbagi pengalaman langsung tentang bagaimana AI dapat diimplementasikan dalam kelas untuk mendukung pembelajaran dan evaluasi.
Feni menjelaskan bahwa AI sebenarnya adalah alat yang sangat membantu untuk mempermudah proses pengumpulan dan analisis data belajar siswa. Menurutnya, teknologi ini tidak sulit diterapkan, bahkan dapat membantu guru memonitor perkembangan siswa secara real-time. Dalam sesi ini, Feni memberikan contoh-contoh aplikasi AI dalam pendidikan yang sederhana namun efektif, yang dapat langsung dipraktikkan oleh guru.
Pada sesi berikutnya, para guru diajak untuk lebih memahami bagaimana mengintegrasikan AI dalam penelitian tindakan kelas. Mereka diajarkan cara menyusun instrumen penelitian yang dapat memetakan kebutuhan siswa dan membuat strategi pengajaran yang lebih adaptif. Dengan pendekatan berbasis data dari AI, guru-guru diharapkan bisa lebih mudah dalam merancang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa.
Hari kedua pelatihan berfokus pada penyusunan rencana tindakan kelas berbasis AI. Guru-guru dibagi menjadi beberapa kelompok untuk menyusun rencana penelitian sesuai konteks kelas masing-masing. Meski waktu pelatihan terbatas, para guru berhasil menghasilkan rencana penelitian yang inovatif. Feni memberikan masukan dan bimbingan kepada setiap kelompok, memastikan bahwa setiap rencana yang disusun memiliki pendekatan AI yang aplikatif.
Tak hanya itu, Feni juga memperlihatkan bagaimana AI dapat mempermudah proses penilaian siswa secara komprehensif. Menurutnya, teknologi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan belajar setiap siswa, sehingga guru dapat lebih fokus dalam memberikan bantuan belajar yang sesuai. Para guru menyambut antusias setiap saran dan tips yang diberikan oleh Feni, yang memberikan gambaran nyata bahwa AI bukan hanya teori tetapi juga dapat diaplikasikan dengan mudah.
Seorang guru, Bapak Muslimin, mengungkapkan bahwa pelatihan ini memberinya cara baru dalam mengelola kelas. “AI benar-benar membantu kami dalam memetakan perkembangan siswa. Kami tidak hanya lebih mudah menilai siswa, tetapi juga bisa lebih tepat dalam merancang pembelajaran,” katanya. Bapak Muslimin berharap pelatihan ini bisa lebih sering diadakan agar guru-guru di pelosok dapat mengikuti perkembangan zaman.
Pelatihan ini menjadi sarana bagi para guru untuk berdiskusi dan berbagi ide. Mereka berbagi pengalaman mengenai tantangan yang dihadapi dalam mengelola kelas, serta solusi-solusi teknologi yang bisa diadaptasi. Dari diskusi ini, terlihat bahwa guru-guru MAN Bengkayang sangat bersemangat untuk beradaptasi dengan teknologi dan siap mengimplementasikan perubahan dalam kelas.
Pada sesi akhir, para guru mempresentasikan rencana tindakan kelas berbasis AI yang telah mereka susun. Feni Nurhaliza memberikan apresiasi atas kerja keras para guru dan memberikan beberapa saran untuk menyempurnakan rencana mereka. Menurutnya, inisiatif yang ditunjukkan oleh para guru adalah bentuk adaptasi yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi perubahan teknologi.
Dr. Syamsul Kurniawan mengapresiasi dedikasi guru-guru yang mengikuti pelatihan ini. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini adalah langkah adaptasi penting yang patut dijadikan contoh bagi madrasah lainnya. Menurutnya, pelatihan ini membantu guru-guru MAN Bengkayang lebih percaya diri dalam menghadapi tuntutan zaman.
Bapak Ridwan, Kepala MAN Bengkayang, merasa bangga dengan hasil yang dicapai para guru. Beliau berharap dengan pelatihan ini, MAN Bengkayang bisa terus bergerak maju dan beradaptasi dengan teknologi pendidikan. Baginya, kemampuan beradaptasi dengan perubahan ini adalah kunci bagi sekolah di pelosok untuk tetap relevan di era digital.
Dengan selesainya pelatihan ini, MAN Bengkayang kini memiliki bekal yang lebih kuat untuk menghadapi tantangan di dunia pendidikan digital. Pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan praktis, tetapi juga membangun kepercayaan diri para guru dalam memanfaatkan teknologi AI. Tim PKM IAIN Pontianak berharap agar kegiatan pengabdian masyarakat seperti ini dapat terus berjalan dan membantu guru-guru di pelosok yang berupaya beradaptasi dengan perubahan.
Penulis: Maimunah